Syari'at Islam Gagal atau Tidak Indikator Pertamanya adalah Shalat
Ilustrasi orang shalat. Sumber website nu |
Oleh Teuku Zulkhairi
Untuk mengukur apakah benar pelaksanaan Syari'at Islam di Aceh "gagal" atau tidak, langkah pertama sebenarnya cukup mudah.
Mari lihat yang paling dekat, Apakah kita ada shalat?, Apakah anak2 kita keluarga kita ada shalat?
Apakah orang2 yang mau shalat semakin bertambah atau berkurang ? Lihat masjid kita dan bandingkan dg keramaian pd selain masjid.
Lihat di warkop waktu azan (misalnya paling mudah deteksi azan
maghrib krn waktunya yg sempit) apakah anak2 muda kita tetap di kursinya sibuk
dg game atau segera bergegas utk shalat?
Knp shalat jadi indikator?
Krn shalat adalah tiang agama. Shalat juga yang membedakan antara muslim dan kafir.
Dan amal paling duluan dihisab di akhirat nanti adalah shalat.
Shalat jadi menjadi amalan yang bisa menghapus atau menggugurkan dosa-dosa kita, persis seperti orang yang mandi di sungai sehari semalam lima kali yang tentu dia akan selalu bersih.
Pun begitu kata Rasulullah orang-orang yang shalat sehari semalam lima kali maka akan gugurlah dosa-dosanya.
Di sisi lainnya, shalat jg dapat mencegah dari perbuatan keji
dan mungkar.
Jadi jika keluarga kita ada mengerjakan shalat, maka InsyaAllah
sudah ada Syari'at Islam di rmh kita.
Begitu juga di masyarakat kita, di warkop2 kita. Jika para
penghuninya mau mengerjakan shalat maka sudah ada Syari'at Islam disana. Jika
masih banyak yg tdk shalat maka tdk jalan Syari'at Islam disana.
Jika itu saja masih bermasalah, jika masih banyak yang tidak
shalat, maka bagaimana mungkin kita dapat mengatakan Syari'at Islam telah
sukses.
Jadi itu adalah cara ukur paling mudah. Ukuran awal atau
indikator pertama.
Karena dari situ akan menentukan segalanya. Wallahua’lam
Bishshawab
Posting Komentar untuk "Syari'at Islam Gagal atau Tidak Indikator Pertamanya adalah Shalat"