UNDANGAN KAJIAN - Cahaya di Tengah Sekulerisme Turkiye : Syaikh Mahmud Effendi
Ditengah tekanan sekularisme
di masa awal Republik Turki muncul beberapa tokoh yang berjuang menghidupkan
syiar-syiar Islam di tengah masyarkat muslim saat itu.
Badiuzzaman Said Nursi
dan pengikutnya berjuang melawan pemikiran materialisme yang membuat
orang-orang tidak lagi percaya kepada Allah.
Jama’ah Iskandar Pasya yang dipimpin oleh Mehmet Zahid Kotku berjuang lewat
politik sambil terus menghiasi diri dengan akhlak-akhlak Tasawwuf.
Sulaiman Hilmi Tunahan dan pengikutnya berjuang dengan memperbanyak para
penghafal Al-Quran dan pengkaji ilmu keislaman.
Dan masih banyak jamaah lainnya yang berjuang menghidupkan cahaya Islam
ditengah kegelapan sekularisme dengan cara mereka sendiri.
Diantara jamaah tersebut adalah jamaah Ismailağa. Jamaah ini dipimpin oleh
Syaikh Mahmud Efendi yang bernama lengkap Mahmud Usta Osmanoğlu.
Mahmud Efendi dulunya bertugas sebagai Imam dan Khatib di Masjid Ismailağa.
Oleh sebab itu pengikutnya dikenal dengan jamaah Ismailağa.
Jamaah ini fokus membangun madrasah-madrasah dan mengajarkan ilmu-ilmu agama
dengan menggunakan metode klasik yang digunakan pada madrasah-madrasah era
Kesultanan Turki Usmani.
Mereka juga menghidupkan syiar Islam dalam kehidupan sosial dengan memakai
pakaian seperti jubah, surban dan memanjangkan jenggot bagi laki-laki dan
kerudung besar bagi perempuan.
Ini tentu saja mengusik pengusung sekularisme yang menginginkan laki-laki
menggunakan jas dan topi cowboy atau topi lainnya khas barat yang tidak bisa
dipakai untuk sujud di dalam shalat.
Mereka juga menginginkan agar para wanita melepaskan kerudungnya dan tampil
layaknya wanita-wanita di barat. Bahkan mereka membuat sebuah undang-undang
yang melarang wanita yang bekerja sebagai PNS dan yang ingin belajar di
universitas-universitas negeri.
Kamis kemarin tepat satu minggu pemimpin jamaah Ismailağa Syaikh Mahmud Efendi
kembali ke hadirat Allah.
Jenazahnya yang dishalatkan di Masjid Fatih, Istanbul dan dihadiri oleh puluhan
ribu orang termasuk Presiden Republik Turki Recep Tayyip Erdoğan.
Insya Allah sore ini kami bersama teman-teman ngopi ide akan membahas tentang
kehidupan Syaikh Mahmut Efendi. Bagi yang ada di Banda Aceh dan sekitarnya mari
bergabung.
Hadir sebagai pembicara yaitu Rahmat Ashari, MA putra Aceh dan Master of Arts
dari Universitas 27 May Istanbul, Turkiye. Sementara Anggi Azzuhri alumnus
Master of Islamic Studies Universitas Hamad bin Khalifa Qatar bertindak sebagai
moderator. Jadi keren kan?
Mudah-mudahan kita yang membahas tentang Mahmud Efendi mendapatkan cipratan
berkah darinya.
Karena dalam sebuah riwayat Sufyan b. Uyaynah pernah berkata :
“عِنْدَ ذِكْرِ الصَّالِحِينَ تَنْزِلُ الرَّحْمَةُ
"Rahmat Allah turun di saat membahas
tentang orang-orang shalih.”
Jadwal Acara :
📅 Hari/Tgl : Ahad/03 Juli 2022
⏱️Pukul: 16:59 - selesai WIB
🏛️ OEN KOPI-Lampineung
https://maps.app.goo.gl/RbMbVABRFoTtgZwP7
Rekan-rekan juga dapat mengakses Diskusinya secara live Streaming di
Channel youTube *Ngopi Ide*
Posting Komentar untuk "UNDANGAN KAJIAN - Cahaya di Tengah Sekulerisme Turkiye : Syaikh Mahmud Effendi"