Intelektual Itu Kritis pada Kekuasaan, Bukan kepada Rakyat yang Menyampaikan Kritikan
KRITISLAH
PADA KEKUASAAN, BUKAN KEPADA RAKYAT YANG MENYAMPAIKAN KRITIKAN
By Teuku Zulkhairi
Saya teringat nasehat Tu Sop Jeunieb suatu ketika. Kata beliau,
"tugas kita adalah memperkuat arus kebaikan di posisi apapun kita
berada".
Jika mengamalkan nasehat ini, maka seseorang yang dekat dengan
kekuasaan akan memanfaatkan kedekatannya itu untuk memperkuat arus kebaikan,
dalam hal ini yaitu menyuarakan aspirasi rakyat.
Dia akan menjadi juru bicara rakyat di hadapan kekuasaan. Visinya
tetap sama antara saat dia jauh dengan kekuasaan atau saat sudah berada di
lingkaran kekuasaan atau sebagai pendukung sang penguasa.
Dengan cara seperti ini, ia akan dapat membantu rakyat sekaligus
membantu sang penguasa.
Dan tentu saja, juga membantu dirinya sendiri sehingga menjadi
sebaik-baik manusia yang bermanfaat untuk orang lain, sebagaimana ditegaskan oleh
Rasulullah Saw, bahwa sebaik-baik kalian adalah yang paling bermanfaat untuk
orang lain.
Jika menjadi juru bicara rakyat di hadapan kekuasaan, maka ia
disebut telah membantu rakyat karena penguasa akan dapat mengetahui suara
rakyat sehingga barangkali ia akan membuat kebijakan yang memudahkan urusan
rakyat banyak. Atau setidaknya tidak akan menambah rakyat susah dengan
kebijakan-kebijakannya.
Dan disebut membantu penguasa, karena jika menjadi jubir rakyat,
maka ia akan dapat menolong sang penguasa dari tergelincir. Dari kebijakan yang
tidak pro rakyat.
Ia akan ikut mendorong penguasa adil dan betul-betul menjalanlan
amanah jabatan di pundaknya sehingga kelak ia akan mendapat naungan langsung dari
Allah Swt pada hari yang tidak ada perlindungan apapun kecuali perlindungan
Allah Swt.
Dengan cara ini, maka sang penguasa akan disukai dan dirindukan
oleh rakyatnya. Yach, kita bisa
melihat, bahwa sejauh ini dunia terus menerus melahirkan para pemimpin yang
disukai rakyat karena kebijakannya yang pro rakyat.
Pada saat yang sama, dunia juga tidak berhanti melahirkan para
pemimpin-pemimpin di dunia yang diktator, bengis, menyusahkan rakyat.
Sementara disebut membantu diri sendiri, oleh sebab dia terhindar
dari kecaman Rasulullah Saw, bahwa siapa saja yang membenarkan kesalahan
penguasa, maka dia akan dikeluarkan oleh Rasulullah Saw dari barisan umatnya
kelak.
Jadi, tetap berada di arus kebaikan ketika sedang berada di
lingkaran kekuasaan itu sangat penting dan bermanfaat untuk semuanya.
Sebagaimana sebaliknya, membenarkan apa yang salah niscaya akan
menghancurkan semuanya. Baik si pemimpin, rakyat dan juga dirinya
sendiri.
Intelektual dan aktivis dipanggil atau disebut begitu ya karena
dia kritis atas kekuasaan, sebagaimana ditulis Prof. Refly Harun di atas. Tentu
kritis bukanlah kebencian.
Sepanjang orang-orang yang mengkritisi memilik basis argumentasi
yang kuat berdasarkan data, maka kritikan itu adalah nutrisi penting untuk
kekuasaan. Agar tetap berada di jalan yang lurus.
Jadi, intelektual dan aktivis sama sekali dia tidak akan menyasar
orang-orang yang kritis. Intelektual sejati tidak akan menyasar rakyat-rakyat
lemah yang kritis dalam memperjuangkan hak-hak mereka yang dirampas para
oligarki yang memanfaatkan tangan-tangan kekuasaan pengkhiatan nista.
Intelektual dan aktivis sejati tetap akan pro rakyat baik saat di
luar kekuasaaan ataupun saat di dalam lingkaran kekuasaan. Fokus mereka adalah
memperkuat arus kebaikan.
Dan untuk itulah posisi mereka menjadi dianggap penting. Berbelok
dari garis itu, maka dengan cara apapun posisi mereka tidak penting lagi. Tidak
akan bisa dikenang sebagai penguat arus kebaikan.
Sebab tidak dapat memberi manfaat kepada siapapun. Baik untuk
rakyat, penguasa dan jg untuk kepentingannya di hari yang kekal abadi sebagai
hari-hari yang sudah pasti akan kita jalani. Di dunia mungkin dia akan
mendapatkan secuil isi dunia dan kemegahan dan kemewahannya, namun dia akan
kehilangan yang lebih penting dari itu, yaitu harga diri dan kemuliaan.
Semoga Allah Swt menolong orang-orang yang teguh di atas
kebenaran. Amiin
Posting Komentar untuk "Intelektual Itu Kritis pada Kekuasaan, Bukan kepada Rakyat yang Menyampaikan Kritikan"