Pelantikan KNPI Bireuen, Tu Sop : Jangan Kalah Cepat Sehingga Akan Cepat Kalah Dalam Persaingan

suaradarussalam.id - Sejumlah Pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Bireuen Periode 2021-2024 resmi dilantik pada Sabtu di halaman Pendopo Bupati setempat, 15/01/2022.

Proses pelantikan tersebut ditandai dengan penyerahan bendera organisasi dari Ketua KNPI Aceh kepada Ketua KNPI Bireuen 

Adapun yang dilantik yaitu Muammar Kadafi S.Pd.I sebagai ketua, Sudirman Ismail S.kom sebagai bendahara, Hendri Suheri SE sebagai sekretaris dan seluruh pengurus harian lainnya.

Turut hadir Bupati Bireuen Dr H Muzakkar A Gani, SH, M.Si, Forkopimda, Ketua, Wakil Ketua dan Anggota DPRK serta tamu dan undangan lainnya.

Dalam kesempatan itu Ketua Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (PB-HUDA) Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop yang didaulat menyampaikan tausiahnya menyebut bahwa baik buruknya Bireuen kedepan sangat tergantung dari peran Pemuda.

"Untuk itu para pemuda harus memiliki tiga kecerdasan yang wajib di implementasikan dalam semua pergerakan yaitu Kecerdasan Spritual, Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan emosional. Dari ketiga kecerdasan tersebut, kecerdasan Spiritual adalah yang paling utama, " ujar Tu Sop.

Tu Sop yang juga Dewan Penasehat Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) menjelaskan bahwa persoalan yang serius harus dihadapi dengan serius pula.

"Kita boleh enjoy. Tapi jangan 24 jam enjoy. Maka saya datang hari ini karena serius menaruh harapan ini, sesungguhnya masa depan Biruen ada pada anak-anak muda. Inilah yang kita harapkan," sebut Tu Sop.

Tu Sop menambahkan bahwa bagaimana kita melakukan sebuah pergerakan tidak hanya sebuah wacana/muharrik (pergerakan) saja.

KNPI, kata Tu Sop haruslah objektif di dalam melakukan pergerakan-pergerakan yang dapat memberi solusi untuk ummat karena jika kalah cepat di dalam sebuah pererakan maka akan cepat kalah di dalam persaingan, jelas Tu Sop.

Oleh sebab itu, lanjut Tu Sop menjelaskan, kita harus sadar bahwa saat ini kita di era milenial dengan persaingan global.

Menurut Tu Sop lagi, saat ini kita sedang berada di era penjajahan gaya baru yang kalau kita tidak memperkuat perencanaan ke depan maka harus menerima resiko menjadi bangsa yang direncanakan orang sehingga berbahaya bagi anak-anak kita, berbahaya untuk Aceh jangka panjang dan Indonesia nantinya.

"Itulah harapan kita. Terjemahkan itu secara benar dari dalam semua aspek kehidupan, pemikiran dan dalam sikap dan perilaku kita," harap Tu Sop. [***]