Jika di Aceh Tidak Ada Penyelenggaraan Kenduri Maulid Nabi (Molod)
Masjid Raya Baiturrahman. Foto internet |
Teuku
Zulkhairi
Dosen UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Kalau di
Aceh tidak ada penyelenggaraan Maulid Rasulullah, masyarakat tidak akan
mendengar ulasan-ulasan para penceramah tentang Sirah Perjuangan Rasulullah Saw
dan sahabatnya yang mulia.
Tanpa
penyelenggaraan Maulid, jikapun ada ulasan tentang Rasulullah maka bisa
dipastikan itu hanya sedikit sekali dan hanya kalangan terbatas saja yang
mendengar.
Tanpa
penyelenggaraan Maulid, mungkin sirah Nabi Muhammad hanya diulas waktu ibadah
jumat saja kan? Atau paling hanya dalam pengajian- pengajian kecil dan
terbatas.
Tapi dengan
penyelenggaraan Maulid Nabi, atau Molod, hal terpenting adalah bahwa masyarakat
kita di semua lapisan akan lebih sering mendengar tentang Rasulullah dan agama Islam
yang beliau bahwa.
Dengan
setiap tahun kita menyelenggarakan peringatan Maulid yang bahkan molod ini
berlangsung berbulan-bulan, maka masyarakat kita akan terus menerus
diperdengarkan tentang Islam dan tentang Rasulullah Saw.
Perhatikanlah
bahwa dalam setiap kali ceramah Maulid, masyarakat kita di semua lapisan hadir
mendengar ceramah, bahkan hingga anak-anak juga hadir. Disitu mereka mendengar
kisah Agung Nabi Kita, Muhammad saw.
Sungguh, itu
adalah proses Tarbiyah pemikiran tentang Rasulullah Saw yang sangat
menakjubkan. Masyarakat kita terus menerus dibentuk pemikirannya untuk
mencintai Rasulullah dan mencintai Islam yang beliau ajarkan.
Tidak
sadarkah kita, bahwa dengan pelaksanaan perayaan Molod itu yang telah
berabad-abad lamanya berperan menjadikan Islam di Aceh menjadi "lage
zat ngon sifeut", menjadikan Islam dan Aceh sebagai sesuatu tak bisa
dipisahkan.
Perhatikanlah
bahwa hingga hari ini Islam di Aceh masih dominan. Bandingkan dengan
tempat-tempat lain di luar Aceh.
Jadi,
bersyukurlah kita bahwa para endatu kita telah meninggalkan kepada kita
nilai-nilai peradaban yang sangat bernilai tinggi.
Kalau orang-orang
luar berbicara tentang Aceh, maka sudah pasti mereka akan melihat Aceh ini
identik dengan Islam. Itu adalah nikmat terbesar yang harus kita sadari dan
kita syukuri, sekaligus perlu kita pertahankan.
Jadi, tak
perlu kita kritik tradisi kenduri makan pada perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw
yang kita cintai. Karena juga ada esensi besar lainnya di balik itu yang akan
memberi efek kebaikan besar bagi kita sebagai sebuah entitas bangsa dan
peradaban.
Apalagi, jelas
bahwa kenduri makan itu sendiri juga merupakan bagian daripada meneladani
Rasulullah Saw. Bukankah Rasulullah mengajarkan kepada kita umatnya untuk rajin
bersedekah dan rajin memberi makan kepada orang lain?
Oleh sebab
itu, jika ada orang-orang yg menyoal Maulid Rasulullah di Aceh, itu adalah
orang-orang yang ahistoris. Mereka belum paham Aceh.
Posting Komentar untuk " Jika di Aceh Tidak Ada Penyelenggaraan Kenduri Maulid Nabi (Molod)"