UIN Ar-Raniry Bahas Pentingnya Membumikan Tradisi Pendidikan Dayah di Perguruan Tinggi
Para pemateri berfoto bersama seusai acara Talkshow. 6/10/2021. Foto: dok. HMP PAI |
Suara Darussalam - Nilai-nilai yang ada dalam tradisi pendidikan dayah dianggap penting untuk dibumikan di perguruan tinggi Islam.
Pembahasan
ini mengemukakan dalam Talkshow Pendidikan Islam yang diselenggarakan Himpunan
Mahasiswa Prodi (HMP) Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan di Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh,
Rabu 7 Oktober 2021.
Talkshow
yang dimoderatori Komisioner dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Aceh, Dr.
Teuku Zulkhairi ini menghadirkan dua orang pembicara utama yaitu guru besar UIN
Ar-Raniry Prof. Dr. Syamsul Rijal, M.Ag dan Ustazah Rahmatillah Rasyidin, M.Ag
dari Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh.
"Tradisi
pendidikan dayah yang dimaksudkan disini adalah kebiasaan dan adat istiadat
yang bernuansa Islam seperti kebiasaan melakukan salat berjama’ah, tadarrus
al-Qur’an, ta’zhim terhadap guru, menghargai waktu untuk beribadah, menghormati
sesama kolega yang selama ini telah mengakar kuat dalam tradisi pendidikan
dayah, " ujar Ustazah Rahmatillah yang tampil sebagai pembicara pertama.
Sementara
itu, Prof. Dr. Syamsul Rijal, M.Ag yang berbicara pada giliran kedua mengatakan
bahwa dayah dan kampus itu ibarat dua sisi mata uang yg tidak bisa dipisahkan.
"Bahkan
sejak dari dulu UIN ketika masih dalam status IAIN itu saling bergandengan baik
dengan Universitas Syiah Kuala maupun atau dengan dayah-dayah," kata Prof.
Syamsul.
Menurut guru
besar Filsafat Islam yang pernah nyantri di Dayah Mudi Mesra Samalanga ini,
dayah dan kampus sama-sama penting menjaga agar tidak eklusif. Artinya, menurut
Prof. Syamsul, bahwa nilai-nilai kelebihan yang ada di dayah itu bisa diintegrasikan
ke kampus dan bahwa apa yang lebih di kampus itu bisa dibawa ke dayah untuk
saling melengkapi.
Prof.
Syamsul juga menyampaikan, bahwa berbicara tentang akhlak yang harus ditanamkan
dalam tradisi pendidikan Islam di Perguruan Tinggi maka itu kita harus memiliki
softskill dan hardskill.
"Soft
skill nya yaitu ilmu pengetahuan. Sedangkan hard skill nya adalah kelakuan kita
sehari hari. Apakah seusuai dengan ilmu atau tidak. Sebagaimana dalam ayat
Al-Quran Bahwa Shalat dapat mencegah dari kemungkaran, itu adalah soft skill.
Sedangkan hard skill nya adalah lakukan shalat dengan benar dan khusyu', "
kata Prof. Syamsul Rijal menjelaskan.
Sementara
itu, Ketua HMP PAI periode 2020-2021, Agam Muhammad Rizki menyampaikan bahwa
dengan penyelenggaraan talkshow kali ini diharapkan agar para mahasiswa dapat
mendengar dengan baik meteri dan point-point yang disampaikan pemateri sehingga
setelah keluar dari ruangan para mahasiswa dapat memperoleh ilmu dan
mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Talkshow Pendidikan
Islam ini dibuka oleh Ketua Prodi PAI Marzuki Abubakar, M.Si dan dihadiri
seratus mahasiswa UIN Ar-Raniry dan para undangan lainnya. Acara Talkshow
diselenggarakan dalam serangkaian kegiatan festival tahunan lainnya. ['Izzuddin]
Posting Komentar untuk "UIN Ar-Raniry Bahas Pentingnya Membumikan Tradisi Pendidikan Dayah di Perguruan Tinggi"