Pada Pengajian Bulanan di Peudada, Tu Sop : Tahanlah Lidahmu dari Menyakiti Manusia
Tu Sop Jeunieb mengisi pengajian di Masjid Baitunnur Kecamatan Peudada, Bireuen. Jum'at malam 1 Oktober 2021. Foto: Ist |
Suara Darussalam -
Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab meminta
masyarakat untuk senantiasa menjaga tutur kata dalam kehidupan sehari-hari.
Ulama yang akrab disapa Tu Sop Jeunieb ini meminta agar dalam berkomunikasi kita
tidak menyakiti manusia. Itu jika kita ingin selamat di dunia dan akhirat.
Tujuanya kata Tu Sop
adalah supaya selama dunia dan akhirat. Komunikasi harus baik. Bertutur harus
betul. Jangan salah. Harus dikelola lidah kita ini. Jangan mengumpat. Jangan
mencaci. Jangan menyakiti orang lain dengan lidah kita.
Nasehat ini
disampaikan Tu Sop saat mengisi pengajian bulanan di Masjid Besar Baitunnur
Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen, Jum’at malam (malam Sabtu), 2 Oktober
2021.
“Kalau tidak bisa
kita jaga lidah kita, jangan lepaskan lidah kita begitu saja. Kalau kita tidak
pandai bertutur. Tidak tahu yang mana yang baik. Tidak tahu ilmu cara bertutur
kata yang baik. Maka lebih baik kita diam. Seperti kata Rasul “Katakan yang
baik atau diam saja”, “ ujar Tu Sop yang mengutip hadis Rasulullah.
Dalam pengajian yang
dihadiri ratusan jama’ah ini, Tu Sop yang menyampaikan materi dengan membaca
kitab Minhajul ‘Abidin Jilid 2. Tu Sop
ini juga meminta agar kita jangan sampai kita rajin sekali komentar.
Sementara ilmu berkomunikasi tidak ada, tapi lidah kita rajin sekali komentar.
Komentar dengan lisan maupun tulisan, atau dengan perilaku kita.
Tu Sop yang
menyampaikan panjang lebar surah kitab dalam pengajian ini juga meminta kita
agar jangan menyakiti orang-orang yang ada ilmu Alquran atau ilmu agama Islam
di dalam dadanya. Itu kalau ingin selamat di akhirat.
“Lalu bagaimana
caranya agar kita tidak bertutur kata yang menyakiti orang lain? Dan tercegah
kamu dari berbicara kekurangan dan keburukan orang dengan pengetahuan kita
tentang kekurangan diri. Jadi kita harus paham kekurangan diri kita. Itu cara
untuk tidak menyakiti orang lain. Sebab, kita kalau tidak sadar dengan
kekurangan diri maka akan sibuk berbicara kekurangan orang lain,“ terang Tu
Sop dalam pengajian yang ikut disiarkan secara langsung melalui akun Facebok
Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab.
Tu Sop dalam
pengajian ini juga menyampaikan, bahwa kalau kita tidak pandai memahami
kekurangan diri, maka maka perlu instrospeksi diri untuk melihat diri kita jauh
ke dalam tentang kekurangan-kekurangan kita. Sehingga kalau kita tahu
kekurangan diri, maka kita tidak akan sibuk dengan kekurangan orang lain.
Tu Sop juga
mengatakan bahwa orang buruk akhlak itu jika salah sendiri dia tidak ingat.
Tapi dia hanya fokus dan lebih banyak mengingat pada salah orang lain.
Tu Sop juga menyampaikan trik kita agar tidak sibuk dengan kekurangan orang lain dan bisa fokus kepada kekurangan sendiri.
Carannya kata Tu Sop, kalau kita lihat orang lain
berbuat salah, maka berfikirlah mungkin dia sudah berusaha keras untuk
memperbaiki diri. Mungkin dia belum sanggup sampai kesana. Mungkin saja dia
bukan tidak ada niat memperbaiki diri, tapi belum mampu melakukannya. Maka pada
saat itu, kita ingat bahwa kita juga seperti itu, bahwa kita belum sanggup untuk
lebih baik seperti juga orang lain.
“Jadi, alangkah baik
bagi orang yang sibuk dengan kekurangan diri sehingga tidak mengurus kekurangan
orang lain. Itu diperintah oleh Rasulullah Saw. Kita harus sadar diri dan
jangan sombong. Tidak boleh kita merasa lebih banyak amal. Malah dosa-dosa orang lain juga harus kita
tanggung kalau kita sibuk mengurus kekurangan orang lain, sibuk mengumpat, “
kata Tu Sop menjelaskan.
Tu Sop juga
menambahkan, bahwa kalau memang mau berbicara, maka belajarlah berbicara yang
baik. Dan tidak perlu harus memaksa diri berbicara kalau tidak ada ilmu untuk
berbicara lebih baik.
“Biasanya selera
berbicara kita tinggi, tapi jika tidak ada ilmu maka yang terbahas atau kita
bicarakan bisa jadi mungkin hanyalah keaiban dan kekurangan orang lain yang
justru dapat merugikan diri kita sendiri. Maka jangan seperti itu. Jadi kita
perlu atur lidah kita, “ ujar Tu Sop kembali mengingatkan.
Berikutnya, lanjut
Tu Sop, agar kita bisa menjaga lidah kita dari menyakiti orang lain, maka
janganlah engkau sucikan dirimu dengan mencela saudaramu. Misalnya seperti
berbicara kekurangan orang lain untuk menampakkan bahwa diri kita lebih baik,
lebih sempurna, merasa lebih suci.
Misalnya kita
mengatakan bahwa “Saya tidak sama dengan dia. Dia tidak sama dengan saya. Saya
lebih baik dari dia”. Yang arahnya ini adalah kita hendak mengatakan diri kita
lebih baik dari orang lain. Maka itu adalah hal yang terlarang. Sebab hal
semacam ini bisa bermuara kepada perasaan bahwa kita lebih baik dari orang lain
yang ini berpotensi kita merendahkan orang lain baik dengan lisan
“Jangan memberi
kesan kepada orang lain bahwa kita lebih baik dari orang lain dengan cara
mencaci orang lain. Begitu pula, jangan angkat dirimu dengan menjatuhkan orang
lain. Jadi itu di antara solusi bagi kita dalam kehidupan dunia ini, “ kata Tu
Sop dalam pengajian yang berlangsung sekitar dua jam ini.
Kitab Minhajul
‘Abidin yang dibaca Tu Sop dalam pengajian ini merupakan karangan Hujjatul
Islam Imam Ghazali. Tu Sop dalam banyak pengajian sering membaca kitab ini
karena merupakan kitab Tasawuf yang fenomenal dan relevan dalam segala zaman
dan situasi. [Teuku Zulkhairi]
Posting Komentar untuk "Pada Pengajian Bulanan di Peudada, Tu Sop : Tahanlah Lidahmu dari Menyakiti Manusia"