Jika New York atau Tokyo dijuluki kota yang tak pernah tidur, maka Sabang merupakan kota yang hobi tidur
Suasana kota Sabang di siang hari. Lokasi foto: Pusat Pasar Kota Sabang 1 Maret 2021, jam 14.00 WIB. Foto : Ismi Marnizar |
SABANG TERLELAP DI TENGAH HARI
Oleh Ismi Marnizar
"Gila Sabang ni, sombong bukan main. Kita mau belanja malah tutup." Begitu komentar sepupu saya ketika hendak pulang setelah menghabiskan liburan bulan madu selama tiga hari di sini.
Yah, begitulah kami.
Bukan bermaksud sombong, tetapi hidup kami sangatlah santai.
Kota Sabang mulai dari jam satu siang sampai setelah shalat ashar adalah jadwalnya tidur siang.
Dari Balohan sampai ke Iboih. Pasir Putih, Sumur Tiga, Anoi Itam, Gua Sarang, semuanya sepakat beristirahat.
Jalanan lengang, toko-toko tutup berjejeran. Tidak terkecuali rumah makan. Bersiap-siaplah kalian kelaparan bila berniat makan setelah jam satu siang.
Semua menu dinyatakan habis. Beli mie instant atau snack? Tak ada yang jual, Bray. Kota benar-benar tidur!
Entah sejak kapan tradisi ini dimulai, yang jelas sudah berlangsung ratusan tahun. Keadaan Kota yang terlelap di siang hari ini juga menjadi daya tarik tersendiri.
Jika New York atau Tokyo dijuluki kota yang tak pernah tidur, maka Sabang merupakan kota yang hobi tidur. Hehehe
Selain disuguhi panorama alam yang menakjubkan, udara bersih, setiap hari sepanjang tahun, kami menyayangi diri sendiri dengan menyediakan waktu istirahat yang cukup.
Menyediakan waktu pulang ke rumah dan berkumpul dengan keluarga pada siang dan malam hari.
Kami tak peduli dengan traveler yang ingin berbelanja berkodi-kodi atau rezeki berkurang karena berkumpul dengan Family. Sesuai dengan nama kami, Sabang alias Santai Banget.
Nah, bagi kamu yang ingin merasakan sensasi Kota Wisata yang tertidur lelap di tengah terik mentari, Si Cantik Weh inilah satu-satunya.
Posting Komentar untuk "Jika New York atau Tokyo dijuluki kota yang tak pernah tidur, maka Sabang merupakan kota yang hobi tidur"