Menurut ulama tafsir, cinta suci (mawaddah) itu adalah urusan ranjang
Ilustrasi suami dan istri. Foto: internet |
Oleh Ustaz Haqqul Yakin
وَاللَّهُ لَا يَسْتَحْيِي مِنَ الْحَقِّ {الأحزاب:53}
Imam al-Baghowi mengatakan bahwa maksud ayat tersebut adalah bahwasanya Allah tidak pernah meninggalkan pengajaran kepada hamba-hambanya dan menjelaskan kebenaran kepada mereka karena malu (hal tabu).
Kenapa ini saya pilih jadi prolog karena ini pembahasan hal tabu bukan tebu. Tapi sama-sama manisnya sih. Imam Mujahid berkata: Tidak belajar ilmu orang yg pemalu dan tidak pula belajar orang yang sombong.
Sayyidah Aisyah memuji wanita Anshor : sebaik-baik wanita adalah wanita anshor yang tidak terhalangi oleh malu dalam memperdalam ilmu agama. Saya kira cukup ya prolog ini... Kalau diterusin ini bisa satu bab tersendiri.
Jadi kembali melanjutkan tema sebelumnya bahwa pernikahan itu adalah sarana mencari sakan, mawaddah dan rahmah. Sakan sudah kita bahas sekarang masuk yang kedua Mawaddah.
Apa itu mawaddah? Tahukah kamu apa itu mawaddah??
Imam Al-Qurtubi dalam tafsirnya mengatakan bahwa Ibnu Abbas, Mujahid dan Alhasan Al-Bashri memilih makna mawaddah adalah al-Jima' (bersetubuh/hubungan suami istri).
Jadi nggak salah ya yang kalau ada kata pernikahan yang terlintas di awal adalah al-Jima'.
Karena memang Allah menciptakan pernikahan sebagai sarana bagi hambanya untuk bisa mendapatkan kebutuhan biologisnya ini dengan jalan yang halal dan berpahala. Dan sebagai alasan logis dilarangnya perzinahan maka ia datang sebagi makhraj (jalan keluar).
Disamping ada tujuan besar juga yaitu berlangsungnya kehidupan manusia sampai Allah menghendaki hancurnya alam jagat raya ini.
Dari sinilah Para fuqaha memberikan pengetahuan tentang pernikahan yg fasad makruh haram berdasarkan hal yg sensitif ini. Sebagai contoh lelaki impoten boleh nggak menikah? Hah ini panjang pembahasanya...
Karena memang Allah menciptakan pernikahan itu untuk aljima salah satunya maka pernikahan yg tidak bisa mengarah ke sana ya bisa tidak sesuai dengan fungsinya.
Allah menciptakan kemaluan wanita untuk lelaki (suaminya). Untuk inilah Allah mencela kaum Luth yang memilih lelaki sebagi pemuas nafsu mereka.
قال الله تعالى : وتذرون ما خلق لكم ربكم من أزواجكم
Allah berfirman: Dan kalian meninggalkan apa yang Allah ciptakan untuk kalian (istri2 kalian).
Maka ayat ini mengajarkan kepada para wanita bahwasanya kemaluan mereka diciptakan untuk para suami mereka.
Maka para wanita wajib menyerahkannya kapan pun suami memanggil mereka. Kalau ada wanita yang menolak hal ini maka dia telah zalim dan berada dalam masalah besar. Malaikat melaknatinya sampai subuh.
Kalau siang hari ya sampai terbenam.Intinya bahaya lah ya..
في صحيح مسلم من حديث أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : والذي نفسي بيده ما من رجل يدعو امرأته إلى فراشها فتأبى عليه إلا كان الذي في السماء ساخطا عليها حتى يرضى عنها . وفي لفظ آخر : إذا باتت المرأة هاجرة فراش زوجها لعنتها الملائكة حتى تصبح .
Ini kita bicara ilmu standarnya ya. Tapi dalam penerapan ya masak saklek begini hehe...
Manusia adalah satu2nya makhluk yang Allah berikan fantasi dalam hal fundamental ini (jima). Maka di dalam prosesnya baginda Rasulullah mengajarkan adab-adabnya.
Salah satunya cumbu rayu. Kenapa ini penting. Dengarkan baik-baik, ini penting biar seorang suami selalu bisa membahagiakan istrinya sehingga dalam proses kebutuhan biologisnya bisa tertunaikan dengan baik oleh istrinya. Karena orang yang bahagia akan menghasilkan pelayanan yang ikhlas dan bahagia pula.
Maka tidak akan pernah terbayang orang yang habis kasar atau memukul istrinya kemudian dia bersenang senang dengannya??!
Kalau kita ingat tema sebelumnya bahwa istri spt rumah yg harus dirawat sehingga kita bisa nyaman tinggal di dalamnya maka istri harus diservis dengan terbaik sehingga dia akan balik memberikan pelayanan terbaik bagi para suami terutama dalam urusan ranjang. Sudah paham ya sampe disini.
Terakhir kenapa tema ini penting untuk kita cermati, karena dalam kehidupan rumah tangga akan banyak dinamika problematika permasalahan ujian cobaan onak duri dan lain-lain (karena pernikahan bukan kisah roman picisan) yang datang silih berganti, maka ranjang adalah sarana terbaik untuk menyelsaikan permasalahan antara suami istri.
Selama urusan ranjang aman in syaa Allah mawaddah akan tetap ada. Dan inilah faktor terkuat (atau terkuat kedua atau ketiga hehe) langgengnya hubungan suami istri.
Boleh kalian suami istri bertengkar cekcok dan sebagainya tapi tolong selesaikan di dalam kamar saja! In syaa Allaah tetap aman dan barokah... Aamiin
Posting Komentar untuk "Menurut ulama tafsir, cinta suci (mawaddah) itu adalah urusan ranjang"