Delapan isu terhangat dunia Islam saat ini

Membaca sejumlah media internasional malam ini, berikut rangkuman kondisi terkini dunia Islam:

Pertama, dilansir middleeastmonitor, terdapat upaya pembunuhan Presiden Tunisia, Kais Saied, dengan racun bubuk.  Kais Saied adalah Presiden Tunisia yang terpilih secara independen dan sangat pro Palestina. 

Kedua, dilansir Arabnews, di bawah Joe Biden, kebijakan luar negeri Amerika Serikat akan menempatkan Turki sebagai target (musuh besar) dalam konflik di Laut Mediterinia serta isu pembelian rudal S-400 dari Rusia oleh Turki. 

Melihat Joe Biden yang anti Erdogan, dilansir middleeasteye, Israel telah menggunakan peluang ini untuk mendesak Ankara agar menindak aktivis2 Hamas-Palestina di Turki. Tapi Menlu Turki menegaskan Turki konsisten dukung Palestina.

Ketiga, dilansir Arabnews, Kerajaan Arab Saudi kembali mengumumkan meninggalnya salah satu pangeran kerajaan, Turki bin Nasser bin Abdulaziz Al-Saud. 

Sebelumnya, Kerajaan Saudi juga mengumumkan meninggalnya pangeran Talal bin Saud bin Abdulaziz Al-Saud.  Tidak ada penjelasan sebab kematian pangeran ini. 

Keempat, setelah blokade terhadap Qatar oleh gank Arab alhamdulillah berakhir, Mesir dikabarkan siap menormalisasi kembali hubungan dg Qatar. 

Qatar beberapa tahun lalu diembargo oleh sesama sodara Arabnya sehingga kemudian Turki secepat kilat hadir menopang Qatar. Berbeda dg bbrp negara Arab lain, Bahrain masih belum begitu akur dg Qatar.

Kelima, dilansir Yeni Safak, Iran menolak seruan Presiden Perancis Macron untuk kesepakatan Nuklir baru.

Keenam, Pakistan menolak permintaan Amerika Serikat untuk menyerahkan Ahmed Omar Saeed, tersangka pembunuhan jurnalis AS Daniel Pearl untuk diadili di Washington. Pakistan menegaskan permintaan itu tidak berdasar dan mengatakan bahwa pengadilan Pakistan independen.

Ketujuh, dilansir CNN, pimpinan Ormas Islam terkemuka di Indonesia,  NU, Said Aqil Siraj mengatakan pengamalan sila kelima Pancasila, yaitu "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" masih jauh panggang dari api. 

Kedelapan, Mantan perdana menteri Malaysia  Dr Mahathir Mohamad bersikeras untuk diangkat menjadi perdana menteri sementara Malaysia ketika Yang di-Pertuan Agung Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah mengusulkan wakilnya Dr Wan Azizah Wan Ismail untuk posisi tersebut. [Teuku Zulkhairi]

-------