Begini Cara Mengembalikan Peradaban Islam di Aceh Menurut Prof Farid dalam Pengajian Tastafi
Prof. Farid Wajdi membahas peradaan Islam di Aceh pada pengajian Tastafi Banda Aceh dan Ormas Islam di Hote Hermes Palace. Foto: Istimewa |
Suara Darussalam
|Banda Aceh – Mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Prof. Dr.
Farid Wajdi Ibrahim, MA didapuk sebagai pembicara dalam pengajian rutin yang
diselenggarakan oleh Majelis Tasawuf, Tauhid, Fiqh (Tastafi) Kota Banda Aceh di
Hotel Harmes Palace Rabu malam, 23 Desember 2020.
Dalam pengajian yang diselenggarakan secara rutin atas kerjasama Tastafi Banda Aceh, ormas Islam dan Hotel Hermes ini, Prof. Farid berbicara panjang lebar tentang “Mengembalikan Peradaban Islam di Aceh”.
Baca juga : Prof. Farid Wajdi Ibrahim serukan kebangkitan peradaban Islam di Brunei Darussalam
Baca juga : Geliat kebangkitan peradaban Islam di Aceh
Selain
itu, Prof. Farid yang merupakan alumni S3 Jurusan Tamaddun Islam di University
Sains Malaysia (USM) ini juga membicarakan panjang tentang sejarah bangkit dan
tenggelamnya umat Islam di berbagai kawasan di dunia seperti di Rakhine Myanmar,
dunia Melayu dan sebagainya.
Prof. Farid menjelaskan bahwa dulu Aceh masuk dalam lima
besar kerajaan Islam terbesar di dunia, setelah yang pertama yaitu Turki
Usmani, Safawi di Iran, Mughal di India dan yang kelima yaitu kerajaan Aceh
Darussalam.
Alasan apa yang mendasari kejayaan Aceh tersebut adalah
karena Aceh memiliki kekuatan politik, ekonomi dan militer yang kuat pada saat
itu.
Baca juga : Putra Aceh bahas kembangkitan Islam bersama tokoh Islam dunia di Qatar
“Jadi itu yang diandalkan Aceh. Kita melihat dalam sejarah
Islam, baik itu Abbasiyah, Umayah pada tahap awal dan juga yang lain, ketika militer
stabil, ekonomi stabil, politik stabil maka dia akan eksis. Kalau ini ambruk,
maka tidak akan ada harapan lagi, “ ujar Prof. Farid dalam pengajian yang
diikuti seratusan peserta dari berbagai kalangan ini.
Dalam ulasannya, Prof. Farid juga menjelaskan sejarah penyatuan
kerajaan-kerajaan Islam seperti Samudera Pasee, Lamuri, Pedir, Lamno dan
lain-lain dalam kerajaan Islam Aceh Darussalam pada abad ke 15. Prof. Farid
menegaskan, kerajaan-kerajaan kecil ini dipersatukan oleh Sultan Ali Mughayat
Syah untuk tujuan memperkuat Aceh karena pada saat itu penjajah Portugis sudah
sampai ke Selat Malaka.
Selain itu, kata Prof. Farid, untuk memperkuat eksistensi
peradaban Aceh hingga masa-masa berikutnya, para Sultan di Aceh juga
menggalakkan pengkajian ilmu secara luar biasa sehingga kerajaan Aceh semakin
eksis.
Prof. Farid juga menceritakan kisah ketika ia mengisi
seminar di Malaysia pada acara memperingati haul
seorang ulama besar disana di Trengganu,
yaitu Tok Pulau Manis (dengan nama asli Syeikh
Abdul Malik), dimana ternyata Tok Pulau Manis ini merupakan murid langsung dari
Syaikh Abdurrauf as-Singkili yang tidak lain merupakan seorang ulama terbesar di
masa kerajaan Aceh Darussalam.
Baca juga : Zakat sebagai pilar penting peradaban Islam
Prof. Farid menceritakan kisah yang ia dengar dimana pada
saat itu banyak orang-orang Trengganu Malaysia berbondong-bondong pergi ke Aceh
untuk menuntut ilmu. Dimana ini kata Prof. Farid menunjukkan dengan sangat
nyata betapa pengkajian ilmu sangat maju di Aceh pada saat itu.
Lalu bagaimana caranya agar peradaban Aceh saat ini kembali
bangkit seperti dahulu? Menurut Prof. Farid, caranya yaitu masyarakat Aceh
harus kembali ke fondasi kekuatannya yang melandasi peradaban Islam. Prof.
Farid menjelaskan, ciri-ciri masyarakat yang berperadaban yaitu mencintai ilmu
pengetahuan, menghargai kemanusiaan, dan mencintai waktu.
“Jadi itu ciri-ciri masyarakat berperadaban. Dulu sekarang
dan yang akan datang. Kalau orang Aceh hari ini sudah menghargai ilmu,
menghargai orang berilmu, apa saja ilmu, menghargai manusia manusia lain, maka
insya Allah peradaban Aceh akan kembali bangkit, “ terang Prof. Farid yang beberapa
waktu lalu terpilih sebagai Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) ini. [Teuku
Zulkhairi]
Jamaah pengajian Tastafi di Hotel Hermes Palace yang diisi oleh Prof. Farid Wajdi Ibrahim |
Posting Komentar untuk "Begini Cara Mengembalikan Peradaban Islam di Aceh Menurut Prof Farid dalam Pengajian Tastafi"