Pak Ustadz, Anda Bukan Google!
Syaikh Nuruddin Itr, Suriah |
Oleh Fauzan
Inzaghi
Tidak lah semua pertanyaan bisa langsung anda dapatkan
jawaban dan boleh semua anda jawab. Google bisa seperti itu karena dia mesin,
gak diminta pertanggungjawaban di akhirat, beda dengan anda.
Ada pertanyaan yang sering ditanyakan maka jika
dijawab langsung nggak apa-apa.
Ada pertanyaan yang jarang ditanyakan, maka pastikan
dengan murajaah sebentar untuk menjawabnya
Ada pertanyaan yang teorinya bisa dijawab tapi
praktisnya harus konfirmasi dengan para ahli atau yang punya keterlibatan
dengan pertanyaan baru bisa menjawabnya, maka pastikan konfirmasi dulu baru
menjawabnya
Ada pertanyaan yang memang bidang orang lain
menjawabnya, maka gak perlu menjawabnya
Ada pertanyaan sulit dan bukan level kita
menjawabnya, dan hanya para ulama besar mutakhasis yang mampu menjawabnnya maka
arahan mereka pada ulama mutakhasis itu
Jika anda jadi ustad gak mesti anda bisa jawab semua
pertanyaan, dan gak usah malu atau gengsi mengatakan tidak tau atau saya harus
murajaah dulu untuk memastikan jawabannya atau sebaiknya ditanyakan pada ustad
fulan beliau spesialis bidang ini, dll.
Karena itu bentuk tanggungjawab ilmiyah. Apalagi
masalah agama, pertanggungjawabannya di akhirat berat coooy, memberi hukum yang
salah karena gengsi dengan mengatasnamakan Tuhan. Jangan bilang ijtihad salah,
karena ijtihad itu butuh kemampuan dan butuh usaha.
Kemampuan atau keahlian, jadi menjawab yang bukan
keahliannya itu bukan ijtihad, . Usaha keras, jadi model langsung jawab tanpa
berusaha murajaah dulu untuk memastikan jawaban juga bukan ijtihad. Jadi kalau
jawaban anda salah itu bukan kesalahan ijtihad, tapi karena anda melakukan
pengkhianatan ilmiyah.
Syeikh Badi' Lahm, seorang ulama dan profesor dalam
ilmu hadis, dekan fakultas syari'ah, khalifahnya syeikh Nuruddin Itr dalam ilmu
hadis.
Suatu hari beliau didatangi satu orang untuk
bertanya tentang masalah fiqh, beliau menjawab "masalah fiqh?
Saya gak bisa menjawabnya, itu bukan bidang saya,
itu bidangnya para faqih, tanyalah sama mereka, jika pertanyaan tentang hadis
saya akan berusaha menjawab semampu saya, karena bidang spesialisasi ilmiyah
saya disitu".
Padahal kita juga tau, kemampuan fiqh beliau juga
gak kalah hebatnya, tapi itulah amanah ilmiyah. Tanggungjawab berat bro.
Imam malik saja yang merupakan mujtahid mutlaq dari 40 pertanyaan yang diajukan, hanya 4 yanh dijawab, selebihnya beliau mengatakan aku tidak tau. Ketika penanya mengatakan "apa yang harus ku katakan pada kaumku" beliau menjawab "bilang saja malik tidak tau".
Itu amanah ilmiyah!!. Ya itu Imam Malik,
apa sich yang kurang jika anda mengatakan "aku tidak tau" dan apa
susahnya mengatakan "harus murajaah dulu'.
Para ulama besar saja melakukan hal itu. Karena
mereka lagi bicara tentang hukum tuhan, yang harus dipertanggungjawabkan,
karena itu gak boleh sembarangan mengatasnamakan tuhan.
Ini jika anda ustad beneran yang sudah melewati
belajar agama dengan kurikulum yang diakui para ulama. Kalau cuma pernah ikut
pengajian umum lebih lagi, jangankan menjawab seharusnya anda ketawa dan
jelaskan bahwa penanya salah orang.
Tapi memang begitulah manusia, dia paling takut
mengatakan "tidak tau", jika tidak seperti itu maka FB akan sepi,
dalam FB semua orang bebas mengkomentari para ahli, padahal dia jauh dari ilmu
yang dia komen, tapi karena om Mark uda bertanya "apa yang anda
pikirkan", dia merasa harus menjawabnya, gengsi donk gak tau apa
jawabannya, padahal gak ada yang mempermasalahkan jika dia mengatakan "aku
tidak tau" pada sesuatu yang bukan bidangnya. Semua orang akan memaklumi.
Posting Komentar untuk "Pak Ustadz, Anda Bukan Google!"