Kisah Tsunami Aceh 18 Tahun Silam-Tumpukan sampah dan mayat-mayat tergeletak di sepanjang jalan
Reruntuhan bangunan yang dibawa air tsunami di depan Masjid Raya Baiturrahman. Foto: voaindonesia |
Dikisahkan oleh Ainal Mardhiah, Dosen UIN Ar-Raniry, Banda Aceh
(Sambungan)
Turun dari rumah lantai 3, hendak pulang, dipintu gerbang asrama
haji. Alhamdulillah, bertemu kembali dengan adek, paman, mak cek, abusyik,
sepupu, yang tadi berpisah saat gempa dan air laut menghantam asrama. Karena
masing-masing mereka lari menyelamatkan diri. Ada yang naik ke Asrama Haji
lantai 3 (di lantai 3 Alhamdulillah tidak sampai air).
Baca Kisah Sebelumnya : Tolong anak saya... Bayi-bayi terhanyut dibawa air tsunami
Namun saat gempa gedung meliuk ke kiri ke kanan, ditambah sudah
nampak gedung mulai nampak retak seperti maulai terbelah akibat gempa yang
sangat kuat. Alhamdulillah kami sekeluarga, selamat hanya mengalami luka
luka...
Di dalam kota, tapi di depan mata seperti laut...
Sampai di jalan depan asrama, nampak laut yang tadinya jauh, tidak
nampak.. kini nampak jelas di depan mata dan sangat dekat.
Karena rumah yang tadinya menutupi kini tidak ada lagi sudah
bersih, dan menjadi tumpukan tumpukan dan sebagian besar dah di bawa ke laut
beserta orangnya... hampir tidak bersisa.
Sepanjang mata memandang bersih, kita lihat ke kiri Ulee Lheu
nampak dekat. Lihat ke kanan krueng (sungai) saya pun
bersih...hanya tinggal tumpukan sampah...dan mayat.
Teringat gimana dengan bapak tentera yang kemaren kami lihat
dengan tenda di pinggir laut Ulee Lheu...
Beranjak ke tempat kendaraan kami parkir, sudah tidak ada lagi
kendaraan yang tadinya terparkir rapi. Ada yang bilang tadi ada mobil pick up
mengangkut kendaraan/motor yang selamat, katanya orang luar ( dalam hati saya
ya Allah teganya, lagi musibah, masih ada yang mencuri)
Gak sanggup lagi mencari, hendak berangkat pulang, rupanya pelabuhan
Ulee Lheuh , dan pelabuhan kapal juga semua gampong disekitarnya
habis disapu bersih oleh tsunami.
Kecuali mesjid Ulee Lheu yang masih selamat ( menurut saksi mata,
itu mesjid tidak dihantam sunami, melainkan dilompati oleh ombak tsunami yang
dahsyat itu, masya Allah, Maha Benar Allah Dengan Segala Firman- Nya).
Dalam perjalanan pulang, dapat khabar, hotel depan taman sari ada
yang ambruk sampai lantai dasar akibat gempa (orang menginap dan karyawan di
dalamnya meninggal), ada Supermarket di sp 5 Banda Aceh juga ambruk.
Taman sari, Seputar simpang 5, Mesjid Raya, Pasar Aceh, Peunayong,
juga dihantam gelombang sunami yang tinggi.
Terbayang bagaimana keadaan orang yang baru terlelap
tidur setelah tadi malam lelah dengan nyanyian digereja sampai pagi, dan yang
lainnya lelah menikmati band menyambut tahun baru...juga habis disapu...moga
mereka yang muslim sempat shalat subuh.
Lelah melihat keadaan, sampai kami stres, nggak sanggup pikir,
ternyata musibah sunami tadi terjadi juga di tempat lain dipinggiran Kota Banda
Aceh ( tadinya kami pikir kejadiannya cuman di Asrama Haji).
Ternyata dimana-mana tergeletak mayat, dengan berbagai kondisi,
sedih kalau kita bayangkan, apalagi kalau diceritakan...( moga semua husnul
khatimah, dan mendapat tempat di jannah, aamiin)
Karena waktu sudah siang, kapal pun tidak ada, kami ambil kesimpulan pulang ke tempat paman di lambhuk, tertatih tartih dengan jalan kaki tanpa alas, baju lusuh karena setelah kenak air sunami baju putih menjadi hitam, kayak kenak bensin kotor.
Di sepenjang jalan mayat tergelatak..
Disepanjang jalan, nampak orang tergeletak karena lelah, mayat,
orang lapar, suara bayi menangis, orang tua yang selamat karena terduduk di
atas kasur, orang yang putus asa ...macam-macam keadaannya, memilukan....
Moga tsunami ini menjadi nasehat buat saya dan kita semua, tidak
ada tempat yang aman, kecuali bersama Allah ( apa yang kita banggakan ternyata
tidak ada apa-apa.
Yang beruntung hanya orang yang senantiasa dekat dengan
Nya, yang menjaga perintah Nya, menjauhi larangan, yang selalu waspada akan
datang kematian yang dia tidak tau kapan, dan dimana, karena apa, sungguh
rahasia Allah.
Mari saling mengingatkan dalam kebaikan dalam urusan mempersiapkan
akhirat kita, tanpa melupakan dunia kita. Insya Allah.
Posting Komentar untuk "Kisah Tsunami Aceh 18 Tahun Silam-Tumpukan sampah dan mayat-mayat tergeletak di sepanjang jalan "