Melahirkan Pemuda Visioner untuk Membangun Aceh
Oleh Dr. H. Agustin Hanafi, Lc, MA
Dalam sejarah bangsa Indonesia, peran pemuda begitu vital, memiliki semangat juang yang tinggi, rasa kebersamaan dan gotong royong yang luar biasa, satu sama lain ikut bahu membahu menggalang persatuan dan kesatuan dengan mengabaikan suku, agama, warna kulit, untuk menggapai cita-cita mulia dan melepaskan diri dari belenggu penjajah.
Dengan semangat membara, mereka mengikrarkan “tumpah darah yang satu, tanah air Indonesia, berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia” pengakuan yang tulus ini lahir 89 tahun yang lalu yang dikenal dengan sumpah pemuda.
Kalau kita hayati dan renungkan, betapa visionernya para pemuda itu yang memiliki orientasi jauh ke depan sehingga hari ini kita dapat menikmati udara segar dalam nuansa kebhinnekaan dan negara kesatuan Republik Indonesia.
Pemuda yang dapat menorehkan tinta emas dan penuh nilai sejarah seperti inilah yang diidamkan dan diharapkan semua orang kerena memiliki pandangan dan terawangan yang jauh ke depan yang mewariskan nilai-nilai positif bagi anak cucunya.
Berfikir bukan hanya untuk kepentingan jangka pendek, bukan juga untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya, tetapi berbuat untuk umat dan bangsa. Untuk memiliki visi brilian seperti itu, tidak mungkin lahir dari jiwa yang sakit dan mental yang lemah tetapi harus bersumber dari jiwa dan raga yang sehat, kepekaam terhadap lingkungan sekitar, pola asuh yang baik dalam keluarga.
Aset Bangsa
Perlu disadari bahwa pemuda merupakan aset bangsa, calon pemimpin masa depan, Alquran sendiri banyak sekali memberikan pujian terhadap pemuda, karena memiliki kepribadian yang baik (disebut dengan qawiyyun amin, sebagaimana pada kisah Nabi Musa as yang gagah lagi perkasa, jujur dan teguh melaksanakan perintah Allah).
Begitu juga halnya dengan kisah Ashab al-Kahfi, yaitu kumpulan pemuda yang melarikan diri dari penguasa yang zalim, berkat keteguhan dan keistiqmahan-Nya dalam menjalankan perintah Allah.
Rasulullah sendiri memuji pemuda yang gagah, tekun beribadah (orang mu`min yang kuat lebih baik dari mu`min yang lemah). Bahkan Rasulullah memuji sahabatnya yang memeluk Islam dikala usia muda, seperti Abu Bakar as-Shiddiq, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, memiliki kecerdasan dan semangat juang yang tinggi dalam menegakkan panji-panji Islam bersama Rasulullah saw.
Rasulullah sangat senang kepada pemuda yang tekun beribadah, mentadabburi isi kandungan Alquran, pekerja keras dan memiliki sikap optimisme. Hal ini sungguh beralasan karena memang motivasi antara pemuda dan orang tua jauh berbeda karena masing-masing akan hidup pada zaman dan tantangan yang berbeda pula.
Masa depan bangsa serta maju dan mundurnya sebuah negara terletak pada genggaman tangan pemuda, maka setiap pemuda harus benar-benar memiliki visi untuk memajukan bangsanya menjadi negeri baldatun toibatun wa rabbun ghafur (gemah ripah loh jinawi).
Visi tersebut hanya bisa diwujudkan dengan cara bekerja keras, tekun belajar, pola hidup yang sehat dan disiplin, penghargaan yang tinggi terhadap waktu, serta iman yang kuat dan akhlak yang mulia.
Bukan dengan berleha-leha dan santai-santai serta bermalas-malasan dengan berpangku tangan mengharap hujan turun dari langit, atau sikap pesimis yang hanya sibuk mencari kambing hitam, atau merasa cukup dan berpuas diri dengan mengandalkan nasab keturunannya sehingga tidak memiliki kreasi dan inisiatif untuk berkembang.
Untuk itu, harus menjadi pemuda yang tangguh dan kuat, dengan cara mendekatkan diri kepada Allah, menjauhi laranggannya, seperti narkoba, pergaulan bebas, pornografi dan porno aksi, judi, dan perbuatan negatif lainnya karena semua itu akan membunuh masa depan serta menjadikan pemuda lemah dan kehilangan gairah.
Pemuda Visioner
Penting untuk diresapi secara mendalam bahwa tantangan pemuda untuk ke depan sungguh jauh lebih berat dan dahsyat.
Untuk saat ini kita hidup di zaman teknologi yang penuh dengan berita-berita hoaks, maka setiap informasi harus tabayyun dengan cara mengkross chek kebenarannya sehingga satu sama lain tidak menebarkan kebencian dan permusuhan karena boleh jadi segelintir orang dengan cara sengaja mengeruhkan suasana agar kita bercerai berai, rasa kesatuan dan persatuan kita menjadi hancur.
Kemudian yang harus kita resapi bahwa Indonesia khusunya bumi Aceh yang kita cintai ini dikarunia oleh Allah kekayaan alam yang sungguh luar biasa.
Tanahnya subur, bahkan tongkat dan batu tumbuh menjadi tanaman, lautannya luas, hutannya indah nan hijau sehingga membuat pihak luar menjadi iri dan cemburu.
Maka patut kita berfikir bagaimana cara mengolah lautan agar kekayaan yang terkandung di dalamnya tidak dicuri oleh pihak asing sehingga nelayan kita dapat hidup sejahtera.
Maka pemuda harus memiliki semangat yang tinggi untuk mendalami ilmu kelautan dan perikanan serta memiliki skill untuk menciptakan peralatan modern agar hasil yang dicapai memuaskan.
Kemudian berjuang untuk menjaga dan memelihara kelestarian hutan agar tidak terjadi ilegal loging, kebakaran yang menyebabkan erosi, dan lain-lain sehingga keselamatan anak cucu kita menjadi terlindungi.
Maka pemuda harus serius belajar dengan mendalami ilmu botani dan yang terkait dengannya sehingga tenaga kita tidak melulu terkuras untuk menangani bencana.
Aceh juga dikenal memiliki gas alam, minyak, batu giok, dan sebagainya yang masih berada dalam perut bumi dan belum tereksplorasi, maka perlu berfikir keras agar kekayaan tersebut tidak berpindah tangan dan dicaplok oleh orang yang tidak bertanggung jawab yang menyebabkan kita hanya sebagai penonton di rumah sendiri.
Untuk itu, kita sebagai pemuda harus menguasai bahasa asing dan memiliki hasrat yang tinggi untuk mendalami ilmu pertambangan dan energi sehingga ketergantungan kita kepada pihak asing semakin kecil.
Saat ini juga kita memiliki kucuran dana desa yang berlimpah dari pusat, maka patut kita berfikir bagaimana agar program yang ada tepat sasaran yang membawa kemaslahatan buat masyarakat banyak, maka harus kita dalami regulasi, ilmu tentang manajemen dan keuangan.
Kemudian hal lain yang sungguh menguntungkan kita bahwa salah satu daerah telah ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus, untuk itu anak muda harus mengerahkan segala kemampuannya agar pengelolaannya sesuai harapan, maka harus tekun mendalami ilmu ekonomi dan akuntansi sehingga kita dapat benar-benar menikmatinya dan rakyat menjadi sejahtera.
Kemudian, kita juga baru saja menghirup udara perdamaian, maka sebagai anak muda harus punya cita-cita untuk belajar hingga ke level yang tertinggi sehingga mampu merawat dan menjaga perdamaian ini secara baik agar tidak kembali ke masa kelam yang akan merugikan anak cucu kita.
Kemudian kita juga memiliki otonomi khusus yaitu menerapkan syariat Islam dalam bingkai negara bangsa.
Maka kita harus sungguh-sungguh belajar bahasa Arab, Ilmu Tafsir, Ilmu hukum, fikih, psikologi, legal drafting, hukum jinayah, dan lain-lain sehingga tudingan miring terhadap pelaksanaan syariat Islam yang kerap dilontarkan oleh pihak asing dapat kita bantah.
Tentu dengan kita menunjukkan bukti-bukti konkrit bahwa kehadiran syariat Islam di Aceh merupakan rahmat bagi semua pemeluk agama.
Kemudian, bagi pemuda yang visioner, dia memiliki cita-cita tinggi dan target yang jelas untuk menggapainya. Misalnya, ketika duduk di bangku kuliah, dalam sekian tahun harus selesai jenjang starata ini dan itu, sehingga yang terfikir di benaknya hanya belajar dengan sering hadir di pustaka dan toko buku.
Atau target lain, dalam usia sekian akan mengakhiri masa lajang, jadi semenjak usia dini telah berusaha menabung dan mempersiapkan mahar sehingga tidak menjadi kendala serius yang menyebabkan telat menikah.
Kemudian, problem besar yang kita hadapi saat ini adalah banyaknya pemuda yang belum mampu membaca Alquran secara baik, meningkatnya kasus perceraian dari tahun ke tahun.
Untuk itu saatnya anak muda berfikir keras untuk belajar ilmu tajwid, mendalami fikih keluarga, tuntunan Alquran tentang kehidupan berkeluarga agar tidak mudah rapuh dan goyah sehingga keluarga samara yang didambakan dapat terwujud.
Semoga pemuda kita hari ini memiliki visi yang jauh ke depan untuk kemajuan bangsanya.
Dr. H. Agustin Hanafi, MA adalah Dosen pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry, dan Anggota Ikatan Alumni Timur Tengah (Ikat-Aceh), email: agustinhanafi77@yahoo.com
Penting untuk diresapi secara mendalam bahwa tantangan pemuda untuk ke depan sungguh jauh lebih berat dan dahsyat.
Untuk saat ini kita hidup di zaman teknologi yang penuh dengan berita-berita hoaks, maka setiap informasi harus tabayyun dengan cara mengkross chek kebenarannya sehingga satu sama lain tidak menebarkan kebencian dan permusuhan karena boleh jadi segelintir orang dengan cara sengaja mengeruhkan suasana agar kita bercerai berai, rasa kesatuan dan persatuan kita menjadi hancur.
Kemudian yang harus kita resapi bahwa Indonesia khusunya bumi Aceh yang kita cintai ini dikarunia oleh Allah kekayaan alam yang sungguh luar biasa.
Tanahnya subur, bahkan tongkat dan batu tumbuh menjadi tanaman, lautannya luas, hutannya indah nan hijau sehingga membuat pihak luar menjadi iri dan cemburu.
Maka patut kita berfikir bagaimana cara mengolah lautan agar kekayaan yang terkandung di dalamnya tidak dicuri oleh pihak asing sehingga nelayan kita dapat hidup sejahtera.
Maka pemuda harus memiliki semangat yang tinggi untuk mendalami ilmu kelautan dan perikanan serta memiliki skill untuk menciptakan peralatan modern agar hasil yang dicapai memuaskan.
Kemudian berjuang untuk menjaga dan memelihara kelestarian hutan agar tidak terjadi ilegal loging, kebakaran yang menyebabkan erosi, dan lain-lain sehingga keselamatan anak cucu kita menjadi terlindungi.
Maka pemuda harus serius belajar dengan mendalami ilmu botani dan yang terkait dengannya sehingga tenaga kita tidak melulu terkuras untuk menangani bencana.
Aceh juga dikenal memiliki gas alam, minyak, batu giok, dan sebagainya yang masih berada dalam perut bumi dan belum tereksplorasi, maka perlu berfikir keras agar kekayaan tersebut tidak berpindah tangan dan dicaplok oleh orang yang tidak bertanggung jawab yang menyebabkan kita hanya sebagai penonton di rumah sendiri.
Untuk itu, kita sebagai pemuda harus menguasai bahasa asing dan memiliki hasrat yang tinggi untuk mendalami ilmu pertambangan dan energi sehingga ketergantungan kita kepada pihak asing semakin kecil.
Saat ini juga kita memiliki kucuran dana desa yang berlimpah dari pusat, maka patut kita berfikir bagaimana agar program yang ada tepat sasaran yang membawa kemaslahatan buat masyarakat banyak, maka harus kita dalami regulasi, ilmu tentang manajemen dan keuangan.
Kemudian hal lain yang sungguh menguntungkan kita bahwa salah satu daerah telah ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus, untuk itu anak muda harus mengerahkan segala kemampuannya agar pengelolaannya sesuai harapan, maka harus tekun mendalami ilmu ekonomi dan akuntansi sehingga kita dapat benar-benar menikmatinya dan rakyat menjadi sejahtera.
Kemudian, kita juga baru saja menghirup udara perdamaian, maka sebagai anak muda harus punya cita-cita untuk belajar hingga ke level yang tertinggi sehingga mampu merawat dan menjaga perdamaian ini secara baik agar tidak kembali ke masa kelam yang akan merugikan anak cucu kita.
Kemudian kita juga memiliki otonomi khusus yaitu menerapkan syariat Islam dalam bingkai negara bangsa.
Maka kita harus sungguh-sungguh belajar bahasa Arab, Ilmu Tafsir, Ilmu hukum, fikih, psikologi, legal drafting, hukum jinayah, dan lain-lain sehingga tudingan miring terhadap pelaksanaan syariat Islam yang kerap dilontarkan oleh pihak asing dapat kita bantah.
Tentu dengan kita menunjukkan bukti-bukti konkrit bahwa kehadiran syariat Islam di Aceh merupakan rahmat bagi semua pemeluk agama.
Kemudian, bagi pemuda yang visioner, dia memiliki cita-cita tinggi dan target yang jelas untuk menggapainya. Misalnya, ketika duduk di bangku kuliah, dalam sekian tahun harus selesai jenjang starata ini dan itu, sehingga yang terfikir di benaknya hanya belajar dengan sering hadir di pustaka dan toko buku.
Atau target lain, dalam usia sekian akan mengakhiri masa lajang, jadi semenjak usia dini telah berusaha menabung dan mempersiapkan mahar sehingga tidak menjadi kendala serius yang menyebabkan telat menikah.
Kemudian, problem besar yang kita hadapi saat ini adalah banyaknya pemuda yang belum mampu membaca Alquran secara baik, meningkatnya kasus perceraian dari tahun ke tahun.
Untuk itu saatnya anak muda berfikir keras untuk belajar ilmu tajwid, mendalami fikih keluarga, tuntunan Alquran tentang kehidupan berkeluarga agar tidak mudah rapuh dan goyah sehingga keluarga samara yang didambakan dapat terwujud.
Semoga pemuda kita hari ini memiliki visi yang jauh ke depan untuk kemajuan bangsanya.
Dr. H. Agustin Hanafi, MA adalah Dosen pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry, dan Anggota Ikatan Alumni Timur Tengah (Ikat-Aceh), email: agustinhanafi77@yahoo.com
Posting Komentar untuk "Melahirkan Pemuda Visioner untuk Membangun Aceh"