Mencari Sosok Ertughrul-nya Aceh
Sosok Ertughrul dalam film serial Dirilis Ertugrul yang ditayangkan Tv TRT (Turki). |
Ketika menonton beberapa
serial Film Dirilis Ertughrul, sosok ayah dari pendiri Khilafah Utsmaniyah
(Turki Usmani), saya menerawang dan mencari siapa sosok serupa di level Aceh
yang telah memainkan peranan penting dalam mendirikan Kerajaan Aceh Darussalam di
masa silam.
Dan sosok seperti Ertughrul
dalam konteks Aceh nampaknya melekat pada sebuah nama yang agung, Sultan Ali
Mughayat Syah. Meskipun dengan sejarah yang berbeda, tapi saya melihat ada sisi
kesamaan.
Sosok Sultan Ali Mughayat Syah
yang kita baca dalam sejarah telah berjuang menyatukan kerajaan-kerajaan kecil
untuk kemudian membangun kerajaan kuat bernama Aceh Darussalam. Tapi masalahnya, dimana kita
bisa memperoleh referensi yang cukup mengenai Sultan Ali Mughayat Syah?
Referensi tentang sosok ini nampaknya tidak terlalu melimpah.
Padahal, apa yang dilakukannya
dengan menyatukan kerajaan- kerajaan kecil untuk membangun Kerajaan Aceh adalah
implementasi dari sebuah misi besar Islam, "wihdatul ummah",
menyatukan ummat.
Kerajaan Aceh Darussalam dalam
sejarahnya kemudian juga menjadi "pelindung" negeri-negeri-negeri
muslim Melayu dari serangan Portugis. Sebuah catatan sejarah yang mengesankan.
Tentu itu tidak mudah. Tapi
yang pasti, Sultan Ali Mughayat Syah telah berhasil melakukannya sehingga
sampai hari kita masih mengenal entitas yang namanya "Aceh", meskipun
sudah berbeda dari modelnya di awal didirikan.
Pertanyaan selanjutnya,
bagaimana kita memperkenalkan Sultan Ali Mughayat Syah kepada generasi muda
Aceh, sebagaimana orang2 Turki telah memperkenalkan sosok Ertughrul kepada
generasi millenial Turki lewat film Dirlis Ertughrul, serta juga lewat berbagai
buku-buku sejarah Khilafah Utsmaniyah yang masyhur?
Sosok Ertughrul asli, ayah
dari Osman (pendiri Khilafah Utsmaniyah) dan anak dari Sulaiman Syah mungkin
tidak sama persis seperti sosok yang digambarkan dalam berjilid-jilid serial
Film Dirilis Ertughrul yang mengharukan dan membanggakan.
Tapi saya menduga, sosok
Ertughrul asli bisa saja lebih hebat dari Etughrul yang ada dalam film Dirilis
Ertughrul. Namun, apa yang dikisahkan dlm film tentu cukup mewakili catatan
sejarah yang valid dan outentik.
Buktinya, dalam satu catatan
sejarah, tertulis dalam buku "Bangkit dan Runtuhnya Khilafah
Utsmaniyah" karya Prof. Ali Ashshalabi, disebutkan bahwa pada awalnya
Ertugrhul dan sukunya (suku Kayi) terus mengembara (ekodus) dari satu wilayah
ke wilayah lainnya. Sebuah pengembaraan yang tentu saja penuh dengan resiko.
Mereka laksana suku nomaden yang terus berbindah dari satu wilayah ke wilayah
lainnya.
Masalahnya, mereka tidak punya
negeri sebagai efek merajelalanya penyerangan-penyerangan oleh tentara Salib
hingga di akhir periode Kerajaan Islam Seljuk. Termasuk kemudian
penyerangan-penyerangan oleh tentara Mongol.
Hingga suatu ketika, 400
pasukan Ertughrul menyaksikan peperangan maha dahsyat antara tentara Seljuk dan
pasukan Salib dimana peperangan ini hampir dimenangkan pasukan Salib.
Ertughrul dan pasukannya yang
paham siapa kawan dan lawannya dalam peperangan antara tentara Seljuk dan
pasukan Salib ini kemudian turun ke gelanggang peperangan untuk menghajar
tentara Salib. Tentara Salib pun hancur dan kemudian peperangan dimenangkan
oleh tentara Kerajaan Islam Seljuk.
Jadi, fakta sejarah ini jelas menasbihkan kehebatan pasukan Ertughrul yang barangkali tentu lebih hebat dari
kisah dalam film. Padahal, kisah Ertughrul yang digambarkan dalam serial film Dirilis Ertughrul juga sudah cukup hebat.
Atas jasanya ini, Ertughrul
dan sukunya kemudian dihadiahi sebidang tanah di Sogut oleh Sultan 'Alaiddin
dari Kesultanan Seljuk. Tanah ini diberikan agar Ertughrul dan sukunya tidak
lagi berpindah-pindah. Ertughrul juga diizinkan untuk memperluas wilayahnya
dengan menghajar para musuh Islam dari tentara Salib yang kejam hingga tentara
Mongol yang brutal.
Dan inilah awal dari kisah Khilafah
Utsmaniyah yang agung, yang eksis ratusan tahun, berabad-abad lamanya dan
dengan wilayah kekuasaan yang membentang dari Asia, Afrika hingga Eropa.
Dari Sogut ini, Ertughrul
membangun narasi kekuasaan umat Islam. Setelah menua, ia lalu menurunkan narasi
dan mimpinya kepada sang anak, yang bernama Osman, atau Usman yang kemudian
merintis Khilafah yang dikenal seantaro dunia dengan sebuah Khilafah
Utsmaniyah, merujuk pada nama Usman.
Saya membaca, alasan kenapa
sosok Ertughrul yang diangkat dan diperkenalkan bangsa Turki kepada generasi
mudanya lewat film berjilid-jilid, adalah karena biar bagaimanapun, Ertughrul
lah yang telah meletakkan roadmap pemerintahan Islam masa depan pada diri
anaknya, Osman. Sebagaimana di kemudian hari, Sultan Murad juga mempersiapkan
anaknya Muhammad (Alfatih) untuk membebaskan Konstantinopel.
Terdapat pengaruh yang sangat
besar sosok Ertughrul pada diri Osman. Apa yang kemudian dilakukan Osman dengan
mendidirikan Khilafah Utsmaniyah dan terus memperluas wilayah kekuasaannya
dengan melawan para musuh Islam adalah sesuai dengan harapan dan pendidikan
yang diturunkan oleh Ertughrul kepadanya.
Ertughrul mendidik Osman untuk
membela kepentingan umat Islam, mendidik dengan pendidikan yang Islami, serta
mendidiknya dengan semangat jihad fi sabilillah untuk memperluas kekuasaan
Islam agar cahaya Islam terus memancar ke seantaro dunia.
Inilah antara lain yang saya
tangkap dari pesan-pesan film Dirilis Ertughrul yang dalam bahasa Indonesia
bermakna "Kebangkitan Ertughrul".
Lalu, bagaimana kita di Aceh
dapat mengambil semangat ini, misalnya dengan cara kita perkenalkan sosok
Sultan Ali Mughayat Syah kepada generasi muda millenial kita? Tanpa beliau,
secara adat (bukan hakikat), bukankah kita tidak akan mengenal yang namanya
Aceh? [Teuku Zulkhairi]
Posting Komentar untuk "Mencari Sosok Ertughrul-nya Aceh"