Masyarakat Peringati Sejarah Hubungan Kesultanan Aceh – Turki Usmani
Masyarakat Aceh peringati 477 Tahun Hubungan Aceh Turki di Bitai. Foto: Irhamullah |
Banda
Aceh –
Belasan komunitas dan organisasi masyarakat yang tergabung dalam Gata Aceh memperingati
477 tahun terjalinnya hubungan Kesulatanan Aceh dan Turki Usmani (Ottoman). Penyelenggara
ini dipustakan di komplek makam Tgk di Bitai, kampong Bitai, Banda Aceh dan dihadiri
lebih dari seratus peserta, Rabu, (10/8).
Selain belasan
komunitas juga ikut dihadiri oleh tokoh Aceh Tgk. A. Rahman Kaoy yang ikut
memberikan sambutannya tentang sejarah hubungan Aceh Turki, juga dihadiri oleh
ketua PCNU Kota Banda Aceh, Tgk Rusli Daud, puluhan siswa beberapa sekolah di
Banda Aceh dan beberapa anggota masyarakat Turki yang tinggal di Banda Aceh, para
keturunan Turki seperti Ibu Cut Putri saksi kejadian tsunami. Selain itu juga
dihadiri oleh koordinator Pesantren Sulaimaniyah Turki Wilayah Sumatera,
Taceddin Ince, serta 30han mahasiswa USIM Malaysia yang sedang melakukan
kunjungan muhibbah ke Aceh.
Dalam acara
ini, para tokoh sejarah dan agama ikut memberi sambutan. Selain itu, juga
disampaikan informasi koleksi manuskrip dan diplomasi Aceh Turki
oleh Masykur dari Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (MAPESA), tausiah sejarah oleh
A Rahman Kaoy, tokoh agama dan sejarawan Aceh.
Ketua
panitia, Teuku Farhan menjelaskan,
acara itu dilaksanakan untuk mengingat hubungan Kesultanan Aceh Darussalam dan
Kesultanan Turki Usmani yang terjadi di masa Sultan Alaidin Riwayat Syah Al
Kahar dan Sultan Suleyman Kanuni serta Sultan II Selim lebih dari lima abad
yang lalu.
“Aceh tidak boleh melupakan
sejarah penting ini, karena dengan sejarah kita membangun masa depan,“ ujar
Teuku Farhan yang juga
direktur Masyarakat Informasi dan Teknologi (MIT) ini.
Farhan
juga menjelaskan, alasan dipilihnya Bitai
adalah karena kampong Bitai yang sangat identik dengan Turki. Bitai dalam
berbagai literature sejarah disebutkan, merupakan nama sebuah perkampungan yang
ditempati para ulama Islam dari Pasai Pidie, dimana ulama itu berasal dari Negara
Baitul Muqdis/Baital Maqdis, yaitu Palestina sekarang. Dan Palestina dahulu masuk
dalam wilayah Kekaisaran Khalifah Turki Utsmani.
“Gampong Bitay tempat acara ini
diselenggarakan menyimpan banyak sejarah hubungan Aceh dan Turki. Komplek Makam
Teungku di Bitay adalah fakta sejarah adanya hubungan diplomatis yang erat
antara Kesultanan Aceh dan Kekhalifahan Islam Turki Usmani di masa jayanya, “
tambahnya.
Tokoh Aceh, A Rahman Kaoy yang
juga wakil ketua Majlis Adat Aceh (MAA) dalam sambutannya menjelaskan, alasan
kenapa kita perlu mengenang hubungan Aceh Turki masa lalu adalah karena
hubungan Aceh Turki masa lalu sangat dekat. Turki tidak hanya membantu Aceh,
namun juga mengirim pangeran Turki, yaitu Amir Ghazi yang kemudian menikah
dengan adiknya Sultan Iskandat Muda.
“Dulu Turki membantu Aceh di
segala bidang, seni pahat, keilmuan, benteng-benteng militer dan persenjataan
dan sebagainya, “ ujarnya.
Oleh sebab itu, di masa depan, A. Rahman Kaoy
berharap agar Aceh menjadi imam yang melaksanakan syari’at Islam bagi
Indonesia. [Teuku Zulkhairi]
Posting Komentar untuk "Masyarakat Peringati Sejarah Hubungan Kesultanan Aceh – Turki Usmani"