Terinspirasi Informasi di Facebook, Warga Aceh di Uni Emirat Arab Bantu Dayah Nahdatul Ulum
Salah satu Balai Pengajian di Dayah Nahdatul Ulum |
Banda Aceh – Kumpulan warga Aceh yang bermukim dan
bekerja di salah satu negara Arab, Uni Emirat Arab(UEA) membantu pembangun
Dayah Nahdatul Ulum, Kec. Bayu Kab. Aceh Utara. Perkumpulan yang bernama “Aceh
UAE Serantau” ini dipimpin oleh Darmadi sebagai ketua dan Zam Rony sebagai
sekretaris.
Zam Rony yang tinggal di Abu Dhabi saat di hubungi via
Facebook menjelaskan bahwa pihaknya membantu Dayah Nahdatul Ulum atas dasar
pemikiran bahwa selama ini Allah Swt telah memberikan rizki yang lebih kepada
pihaknya.
“Alhamdulillah hidup yang baik, pendidikan anak-anak
dengan standar pendidikan sekolah bertaraf international, sebagai wujud syukur
kami ingin berbagi kepada sesama, “ ujar Zam Rony, Jum’at (9/10).
Inisiatif membantu Dayah Nahdatul Ulum ini, menurut
Zam Rony salah satunya adalah terinspirasi dari sebuah tulisan di wall Facebook seorang Faceboker Aceh,
tentang sebuah dayah yang tidak layak fasilitas di dalamnya, seperti tidak ada
air bersih, sanitasi kurang, dan bale bale dalam kondisi rusak.
Setelah berdiskusi dengan pengurus Aceh UEA Serantau,
pihaknya pun lalu meminta profil dayah tersebut via akun Facebook Tgk Nasruddin
Bayu. Saat beberapa waktu lalu pulang ke Aceh, Zam Rony mengunjungi dayah
tersebut dan bantuan pun mulai disalurkan, yaitu pembangunan fasilitas tempat
wudhuk fondasi dua lantai, toilet empat unit, tempat buang air kecil, bak wudhu’
yang bisa untuk menyuci. Fasilitas ini saat ini sudah selesai dibangun.
“Nanti juga akan dibangun di lantai dua bilik tiga
kamar, insya Allah setelah ini kita akan lanjut dengan membangun sumur bor. Saat
ini sedang persiapan dana kami, dan jika ada rizki lagi insya Allah kita juga
akan renovasi balee beut juga, “ ujar Zam Rony.
Zam Rony juga mengajak warga Aceh khusus nya warga
Indonesia umumnya untuk mencintai dan membantu dayah semampu kita. Karena di
dalamnya ada anak-anak yang yang cerdas, tapi kurang beruntung.
Lewat kegiatan sosial ini, tambah Zam Rony, ia juga ingin mengajari anak-anak mereka untuk
ikut belajar peduli kepada dayah.
“Makanya jika ada kesempatan kami selalu datang ke
dayah dengan anak-anak, “ tambahnya lagi.
Mengenai sumber anggaran, Zam Rony menjelaskan, anggaran
itu diperoleh pihaknya dari infaq/sadaqah warga Aceh dan sebagian teman-teman
muslim lain di UEA yang prihatin dan peduli dengan kemanusiaan.
Zam Rony juga mengatakan kegiatan persaudaraan
masyarakat Aceh di UEA. Ada warga Aceh
disana yang bekerja di perusahaan Oil dan gas, sebagian bekerja di
perusahaan pelayaran dan sebagainya.
“Ada juga teman-teman dekat kami di Indonesia yang
kenal via WhatsApp, tapi tidak mau
disebut nama. Sumber dana lain dari teman yang bekerja di sektor migas di
Jakarta, “ ujarnya menambahkan.
Selama ini, kata Zam Rony, dari bantuan sumber-sumber
donasi di atas pihaknya juga menyalurkan bantuan melalui dengan beberapa program.
Misalnya kegiatan bantuan kami seperti LSM Bina Mandiri Insani di Jambi,
Bantuan kemanusiaan Rohingya di Aceh yang pihaknya berkolaborasi dengan warga Indonesia
di UAE dan menyalurkannya dengan cara bersinergi dengan RUMAN (Rumah Baca Aneuk
Nanggroe) Aceh, terus juga dengan
Komunitas Solidaritas Dhuafa Aceh (KSDA) binaan H. Akmal Hanif untuk pasien
kanker Ibu Dahliana dari Simeulue. Komunitas pendamping anak-anak kanker C4 (C
four) Children Cancer Care Community,
dibawah tanggung jawab ibu Ratna Eliza dan dokter Natalina Christanto.
Zam Rony menambahkan nostalgia pihaknya saat membantu
Dayah Nahdatul Ulum. Ketika melihat Dayah Nahdatul Ulum ini mengingatkannya
kembali kepada masa masa kecil dulu ketika saya di dayah.
“Ada kesederhanaan disana, tapi ilmu yang mereka
pelajari cukup bagus. Kasihan jika dayah seperti tidak kita bantu dan dirawat
bersama. Ada rumah penduduk di tengah tengah pasantren yang terkurung. Dan ini
sangat ganjil, ini menandakan bahwa kemampuan pasantren ini untuk berbenah
sangat lambat. Dua rumah ini jika di total harga sekitar 400 juta. Pimpinan dan
dewan guru sangat ingin membebaskan rumah ini, dengan jalan membeli. Harapan
saya agar pemerintah dan masyarakat mau merealisasikan, “ ujarnya berharap.
Selain itu, pihaknya berharap kepada Nahdatul Ulum agar
tetap lah menjadi dayah tradisional yang terus mengajari ilmu-ilmu mazhab
Syafi’i dan kitab-kitab kuning. Begitu juga kepada dayah-dayah di Aceh agar
bisa saling bekerja sama dan bersinergi antara pasantren moderen dengan
tradisional.
“Saya berharap agar pasantren bisa membuat satu usaha
produktif agar mereka bisa mandiri. Seperti punya kebun, sawah atau budi daya
ayam dan ikan air tawar, “ ujar Zam Rony.
Kepada masyarakat Aceh, Zam Rony berpesan agar gerakan
kepedulian dan amal ini memotivasi masyarakat Aceh untuk kembali lagi, melihat
dayah sebagai sarana yang mendapat tempat di hati, yaitu dengan cara mendukung
kelangsungan proses belajar mengajar di dayah. Di samping itu, ia juga mengajak
masyarakat Aceh agar lebih giat lagi membantu para fakir dan dhuafa, agar
kesenjangan sosial tidak menjadi jurang pemisah antara yang kaya dan si miskin.
“
Dan kepada pemerintah Aceh saya berharap mendata kembali pasantren-pesantren yang
sangat minim fasilitas nya. Dan santuni anak yatim dan miskin, agar rahmat
Allah terus turun di Serambi Mekah, “ pungkas Zam Rony. [Zulkhairi]
Tentang Dayah Nahdhatul Ulum
Dayah Nahdhatul Ulum didirikan Tahun 1996 yang
terletak di jalan Medan-Banda Aceh Gp Beunot Kec Syamtalira Bayu Kab Aceh Utara
Provinsi Aceh _+ sekitar 8 km dari Kota lhokseumawe. Dayah ini dipimpin oleh
Tgk. Muhammad Yusuf Ilyas, beliau lahir di Bayu, 11-12-1965. Beliau adalah
salah satu alumni Dayah besar diAceh yaitu Dayah Darul Ulum Tanah Merah Bireun,
Sejak pesantren ini berdiri sudah mulai ada kemajuan yang ditandai dengan
semakin bertambahnya santri baik pada siang hari maupun pada malam harinya
(Santri Modok).
Dalam waktu yang relatif singkat Dayah
Nahdhatul Ulum semakin mendapat kepercayaan dari masyarakat sekitar dengan
semakin bertambahnya jumlah santri. Kini terdapat santri yang menetap 430 orang
putra dan putrid, belum termasuk yang hanya belajar di malam hari Hal ini tentu
tidak terlepas dari peran aktif dayah dalam bidang sosial, pendidikan, dakwah
dan stabilisasi. Dengan semakin meningkatnya jumlah santri, kebutuhan akan
sarana dan prasarana pun semakin mendesak sehingga atas kesepakatan masyarakat
dibangun beberapa balee drah
(balai pengajian) dan bilek.
Kehadiran Dayah Nahdhatul Ulum ditengah-tengah
masyarakat khusunya Gampong Beunot Kec Syamtalira Bayu telah memberi warna baru
dalam kehidupan sosial masyarakat terutama dalam hal peningkatan pemahaman keislaman
dan pembinaan akhlak masyarakat terutama anak-anak dan remaja. Sejak tahun 1996
sampai 2015, sudah banyak lahir alumni-alumni yang sekarang berkiprah
dimasyarakat.
Dari
informasi Tgk Nasruddin Bayu, salah satu guru senior di dayah
tersebut, kebutuhan
yang sanggat mendesak adalah
-
Balai
pengajian. Balai pengajian yang kami milki selama ini atas sumbangan dari
masyarakat sanggat sederhana.
-
Bilek(Penginapan)
Kondisi santri yang semakin bertambah,penginapan pun sangat dharurat, biasanya sebuah bilek ukuran
4x3 dihuni oleh tiga orang sekarang harus dihuni oleh 6 santri per satu bilek.
-
Mushalla.
Dimana selama ini para santri melakasanakan shalat diatas balai yang sederhana
tanpa adanya mushalla.
-
Sumur
Bor , selama ini, para santri hanya memakai sumur biasa, sehingga airnya tidak
cukup apalagi diwaktumusim kemarau bahkan kondisi airnya pun tidak layak untuk
dipakai
-
MCK.
Mck yang kami miliki selama ini hanya 4 buah , 2 buah dikomplek putri, 2 buah
dikompek putra.kondisi ini sanggat memperihatinkan. Apalagi dalam kondisi
tertentu.
-
Biaya
Siswa untuk Santri Miskin. Mereka mempertahankan hidup dipesantren dengan penuh
keterbatasan. Tapi semangat jihat tak pernah kendur demi cita2 agama.
Posting Komentar untuk "Terinspirasi Informasi di Facebook, Warga Aceh di Uni Emirat Arab Bantu Dayah Nahdatul Ulum"