Geliat Majlis Zikrullah Aceh, Kembalikan Peradaban Islam Lewat Zikir
Salah satu penampilan Majlis Zikrullah Aceh yang diasuh Tgk Samunzir. Foto: FB Tgk Samunzir Husen |
Banda Aceh – Seruan menuju kebangkitan peradaban Islam
dewasa ini kian kencang terdengar di seluruh penjuru dunia, tak terkecuaalli di
Aceh. Umat Islam di berbagai belahan
dunia dan juga di Aceh berusaha mengembalikan kejayaan Islam yang pernah
diraih.
Salah satu usaha mengembalikan kejayaan peradaban
Islam di Aceh dilakukan oleh Tgk Samunzir Husein dengan jama’ah zikirnya yang
tergabung dalam Majlis Zikrullah Aceh. Menurut
Tgk Samunzir, zikir akan membuat jiwa menjadi tenang sehingga upaya-upaya
mengembalikan kejayaan Islam di Aceh akan mudah diraih.
“Kebangkitan
peradaban Islam ini akan di mulai dari manusia yang berjiwa tenang dan damai.
Dan oleh sebab dan tujuan itu, Majelis
Zikrullah Aceh berupaya menggunakan pola mendamaikan jiwa manusia dan
menghimpunkannya menjadi ummatan wahidah dengan cara kembali semua kepada
kalimah Lailahaillallah. Dengan kembalinya manusia pada kalimah ini, maka akan
bangkit kembali peradaban Islam”, ujar Tgk Samunzir kepada Suara Darussalam di
Banda Aceh, Minggu, 19/10.
Melahirkan generasi rabbani melalui Zikir
Tgk Samunzir menjelas landasan mengajak ummat Islam
Aceh berzikir, sesuai dengan kata ulama Aceh tempo dulu.
“Lailahaillah
, kalimah thayyibah pang ulee ziker, han ek lee takeun ngon lidah Allah Allah
dalam hate. Lailahaillah , kalimah thayyibah kalimat thayyibah beukai ta
mat, pat yang taduk di barang kapat Allah ta ingat dalam hate”.
Syair itu
sesuai dengan firman Allah surat Ali Imran
ayat 191: “Orang-orang yang mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk,
dan berbaring".
Harapan dan tujuan saya hanya satu. Jamaah diharapkan
berpegang teguh kepada Agama Allah dalam segala propesi yang digeluti. Dengan inayah
Allah insya Allah kita akan melihat semua lapisan masyarakat pecinta zikir.
Mulai dari polisi, PNS, pejabat aparatur negara, petani, tukang becak dan
tukang parkir merasa diri diawasi Allah.
Maka, dengan demikian terciptalah generasi rabbani
yang cinta kepada Allah dan Rasul. Inilah yang disebut dengan masyarakat madani
yang berperadaban Islam sebagaimana dicita-citakan.
Menurut Tgk Samunzir, Zikir dapat
menguatkan orang-orang yang lemah untuk bergegas beribadah. Dengan zikir orang
akan dengan terampil dan bersegera melakukan kebaikan. Bagi orang yang merasa
lemah untuk bangun malam (shalat malam), banyak harta tetapi terasa diri bakhil
untuk menginfakkan, atau takut untuk berjuang di jalan Allah, maka perbanyaklah
zikir kepada Allah. Memperbanyak zikir akan membawa pada keberuntungan.
Allah berfirman: “berzikirlah
sebanyak-banyaknya, agar kamu beruntung.” (QS. Al-Jum’ah: 10)
Kini Jamaah terus membludak
Dulu Majlis Zikirullah dan Shalawat Aceh yang
dipimpin Tgk Samunzir Husein tak sepopuler sekarang. Pasca Tsunami pada
tahun 2007 silam Tgk Samunzir memulai dakwahnya dengan cara
mengajak satu persatu saudara, sahabat dan kenalannya ke rumah, tepatnya
di Gampong Cadek, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar.
Semakin hari jamaah pun makin bertambah maka Tgk
Samunzir mulai berfikir bagaimana mensiasati jamaahnya yang semakin hari
semakin bertambah. Akhirnya dipindahkan ke sebuah balai di Glee Iniem dan
seterusnya dipindahkan ke komplek Makam Syiah Kuala dan sekarang para jamaah
meminta dilaksanakan secara rutin tiap malam Jum’at di Mesjid Raya
Baiturrahman.
Metode yang tergolong unik dan bahkan menurut beliau
mengadopsi metode dakwah Syiah Kuala yakni melihat sikon orang yang didakwahi.
Majlis Zikir Aceh mengajak semua kalangan untuk mengingat Allah termasuk
pengguna Narkoba, menurut Tgk Samunzir kepada pemabuk tidak perlu kita ajak
untuk menaati perintah Allah secara totalitas pada awalnya. Cukup sekedar
menjadi teman baik baginya. Jika sudah menjadi teman dekat.
Dan temannya itu adalah para teungku, tentu sedikit
banyaknya sudah mulai mendengar apa yang kita sampaikan dan otomatis tanpa
terasa dia telah kita kuasai. Terangnya sambil mengenang awal-awal mengajak
masyarakat kota Banda Aceh berzikir. Syukur Alhamdullah Majlis Zikirulah pada
tahun 2007 hanya berangotakan 10 orang sekarang (2014) sudah mencapai 30 ribu
orang yang tersebar di seluruh Aceh dan Sumatera Barat.
Kemudian nilai apa yang ditanamkan dalam hati setiap
hati jamaah. Tgk Samnunizir menjelaskan. Yang pertama adalah membentuk karakter
setiap jamaah dengan menanamkan rasa cinta kepada Allah dan rasulullah, ikhlas
berbuat megharap ridho Allah bukan karena hal-hal lain yang bersifat duniawi.
Nah, jika itu sudah ada. Insya Allah semua akan mengalir dengan sendiri.
Sebenarnya manajemennya sangat sederhana. Yakni manajemen dasar. Ikhlas
beramal.
Bahkan sampai ke tukang parkirpun mesti didoktrin
dengan nilai beramal ikhlas. “ betapa banyak pahala tukang parkir ketika ribuan
jamaah zikir senang hatinya dengan diatur kenderaannya sedemikian tertib.
Paparnya.
“Begitu juga sampai bagaimana mengatur sandal jamaah
pun tidak luput dari hasil doktrin beramal karena Allah”, ujar Tgk Samunzir.
Lalu pemuda tampan yang terkenal dengan suara vocal
ketika bertausyiah ini melanjutkan pembicaraan masalah pendanaan. Disela-sela Suara Darusalam menyerubut kopi dan
timphan pemberian jamaahnya. Pemuda yang yang berasal dari Syamtalira, Aron,
Aceh Utara ini menceritakan bahwa semua dana dari jamaah dan untuk jamaah.
Teorinya sangat sederhana. Sediakan caleng amal untuk membeli air mineral. Selebihnya
untuk kemasalahatan majlis zikir. Tidak ada funding dana dari LSM fulan atau
dari pejabat fulen apalagi dari partai. Tidak, tidak ada sama sekali. [Mustafa/Zul]