Geliat Kebangkitan Peradaban Islam Di Aceh
Majlis Zikrullah Tgk Samunzir. Foto: Ist |
Oleh Teuku Zulkhairi
Bangsa
Aceh hari sebenarnya sudah berada di atas jalur menuju kebangkitan peradaban
Islam. Sudah cukup banyak komponen masyarakat Aceh yang bergerak membangun
kembali tradisi yang hilang, “berlomba-lomba dalam kebaikan”.
Kita
bisa saksikan, ada sekumpulan pengusaha yang tergabung dalam Indonesia Islamic Bussines Forum (IIBF)
Aceh yang mengadakan pengajian rutin setiap pekan. Mereka terlihat konsen terus
memperjuangkan ekonomi Syari'ah sesuai harapan Islam dan kaum Muslimin,
khususnya dalam perkara perdagangan. Bahkan, mereka ingin terlibat dalam
“proyek” kebangkitan peradaban Islam yang hari ini kian menggema.
Bayangkan,
para wirausaha/pengusaha ikut pengajian Islam setiap minggu, dengan Ustaz-Ustaz
yang sangat kompoten dan pro syari'at Islam kaffah, luar biasa bukan? Bukan
hanya itu, juga ada majlis Zikir yang dihadiri ribuan jama’ah setiap pekannya, seperti
Majlis Zikrullah yang dipimpin Tgk Samunzir Husen
dan majlis-majlis zikir lain yang senantiasa konsen menyeru umat untuk berzikir
dan memenuhi mesjid-mesjid.
Mengingat peranan Zikir sebagai media untuk
“berkomunikasi” dengan Allah Swt, dimana Allah menjanjikan bahwa dengan
berzikir maka hati akan menjadi tenang. Maka bukankah hati-hati yang tenang
akan sangat bisa diharapkan dalam menyambut seruan kebangkitan peradaban Islam?
Begitu
juga, yang paling dahsyat adalah hadirnya komunitas wartawan yang tergabung
dalam Kaukus Wartawan Peduli Syari'at Islam (KWPSI) yang selenggarakan
pengajian Islam setiap pekan dengan berbagai tema aktual sehingga dengan
demikian mereka telah mengambil satu posisi penting dalam agenda besar menuju kebangkitan
Islam. Menurut info terakhir sudah banyak wartawan yang bergabung ke sini
sehingga syi'ar Islam semakin hidup.
Sekali lagi, ini luar biasa bukan?
Intensitas keikutsertaan para wartawan dalam pengajian-pengajian seperti ini
pada akhirnya turut mempengaruhi hadirnya berita-berita yang mendukung syari’at
Islam di Aceh sejak dua tahu belakangan ini. Banyak media di Aceh yang
akhir-akhir ini kian semangat dalam memberikan porsi maksimal untuk berita dan
syi'ar-syi’ar Islam.
Selain
itu, juga ada pengajian-pengajian yang diisi Teungku-teungku dan ulama-ulama
dayah seperti pengajian Tastafi di berbagai wilayah yang diasuh Abu Mudi,
pengajian Asy-Syifa yang diasuh Tgk Abubakar Usman (Abon Buni) di berbagai
tempat yang jama'ahnya selalu tumpah ruah. Luar biasa sekali bukan?
Dan
yang lebih dahsyat adalah program subuh keliling oleh Dewan Kemakmuran Mesjid
(DKMA) dan berbagai program shubuh berjamaag lainnya yang terus berjuang konsen
untuk memperbanyak jamaah Shubuh di Mesjid, dimana hasilnya pun kian terasa
dengan semakin membludaknya jamaah shalat shubuh akhir-akhir ini, ini luar
biasa sekali kan?
Tentu
saja, hal di atas tidak berlebihan jika kita katakan sebagai indikator
kebangkitan peradaban Islam di Aceh. Pertanyaan sekarang, apakah kita sudah
terlibat dalam agenda menyambut kebangkitan peradaban Islam atau belum?