Dr.A.Rani Usman : Dewan Harus Bekerja untuk Rakyat Aceh
Banda Aceh - Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry Banda Aceh, Dr.A.Rani Usman,MSi
menilai masyarakat saat ini 'Bagai pungguk merindukan bulan' dalam mencari
sosok pemimpin, karena selama ini pemimpin sering ingkar janji setelah dipilih
dan dilantik menjadi seorang pemimpin.
Untuk itu, Ia meminta kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) periode 2014-2014 yang akan dilantik pada 30 September 2014 bisa bekerja sepenuh hati untuk rakyat Aceh.
Figur pemimpin yang layaknya disebut seorang pemimpin, kata A.Rani, para pepemimpi harus memiliki sifat yang berbasis ketaqwaan. karena apabila seorang pemimpin sudah memiliki nilai-nilai agama yang kuat dalam dirinya, sudah dipastikan daerah tersebut akan dipimpin dengan baik dan rakyatnya hidup dengan makmur.
"Dalam agama islam, sosok Nabi Muhammad SAW adalah contoh yang tepat untuk dijadikan suri tauladan bagi setiap umat agama islam di seluruh dunia," katanya.
Selain itu, kurangnya pemimpin yang berkualitas ini lebih menitik beratkan kepada faktor moral dalam diri seorang pemimpin yang masih invalid. Bukan malah mementingkan kepentingan orang banyak, namun lebih menyamankan diri dengan kepentingan mereka masing-masing.
"Untuk itu, bagi anggota DPRA akan dilantik nanti, mereka itu bukan lagi bekerja untuk partai politik, tapi mereka bekerja untuk rakyat," kata Dr.A.Rani Usman, Kamis (25/9).
Alasan kenapa mereka harus mementingkan rakyat, kata A.Rani, tujuannya untuk membuktikan bahwa mereka bisa terpilih dan menjadi anggota DPRA karena rakyat. Karena, seorang pemimpin harus mempunyai visioner jelas, memperjuangkan keadilan dan nilai moralitas yang tinggi kepada rakyat yang telah memilih mereka. Selain itu, mereka seharusnya menjadi katalisator perubahan yang siap menghadapi berbagai macam persoalan daerah dan berani menentang segala apapun yang berlawanan yang merugikan rakyat.
"Untuk itu mereka harus memberikan yang terbaik buat rakyat melalui kerja nyata, seperti mampu membuat undang-undang yang berpihak pada rakyat," ujar A.Rani.
Lebih lanjut dikatakan, jika para anggota dewan tersebut pernah berjanji disaat kampanye, maka sudah seharusnya mereka
harus menepati, karena sekali janji yang diucapkan diingkari, maka ucapan pemimpin akan dipertanyakan oleh pengikutnya.
"JIka janji yang diucapkan sering tidak ditepati, secara otomatis tingkat kepercayaan masyarakat kepada aggota dewan itu akal hilang," pungkasnya.
Jika fenoma ini seperti nini terus dilakukan elit politik, lanjut A.Rani, maka masyarakat Aceh akan apatis dan agama juga pemimpin yang munafik.
"Sudah sepatutnya, mereka lebih sedikit berjanji, tapi banyak bukti, sehingga bukan saja mereka akan terus diingat oleh masyarakat, meraka juga telah melakukan perbuatan terpuji dalam agama," pintanya. (Majalah Suara Darussalam/Herman)
Untuk itu, Ia meminta kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) periode 2014-2014 yang akan dilantik pada 30 September 2014 bisa bekerja sepenuh hati untuk rakyat Aceh.
Figur pemimpin yang layaknya disebut seorang pemimpin, kata A.Rani, para pepemimpi harus memiliki sifat yang berbasis ketaqwaan. karena apabila seorang pemimpin sudah memiliki nilai-nilai agama yang kuat dalam dirinya, sudah dipastikan daerah tersebut akan dipimpin dengan baik dan rakyatnya hidup dengan makmur.
"Dalam agama islam, sosok Nabi Muhammad SAW adalah contoh yang tepat untuk dijadikan suri tauladan bagi setiap umat agama islam di seluruh dunia," katanya.
Selain itu, kurangnya pemimpin yang berkualitas ini lebih menitik beratkan kepada faktor moral dalam diri seorang pemimpin yang masih invalid. Bukan malah mementingkan kepentingan orang banyak, namun lebih menyamankan diri dengan kepentingan mereka masing-masing.
"Untuk itu, bagi anggota DPRA akan dilantik nanti, mereka itu bukan lagi bekerja untuk partai politik, tapi mereka bekerja untuk rakyat," kata Dr.A.Rani Usman, Kamis (25/9).
Alasan kenapa mereka harus mementingkan rakyat, kata A.Rani, tujuannya untuk membuktikan bahwa mereka bisa terpilih dan menjadi anggota DPRA karena rakyat. Karena, seorang pemimpin harus mempunyai visioner jelas, memperjuangkan keadilan dan nilai moralitas yang tinggi kepada rakyat yang telah memilih mereka. Selain itu, mereka seharusnya menjadi katalisator perubahan yang siap menghadapi berbagai macam persoalan daerah dan berani menentang segala apapun yang berlawanan yang merugikan rakyat.
"Untuk itu mereka harus memberikan yang terbaik buat rakyat melalui kerja nyata, seperti mampu membuat undang-undang yang berpihak pada rakyat," ujar A.Rani.
Lebih lanjut dikatakan, jika para anggota dewan tersebut pernah berjanji disaat kampanye, maka sudah seharusnya mereka
harus menepati, karena sekali janji yang diucapkan diingkari, maka ucapan pemimpin akan dipertanyakan oleh pengikutnya.
"JIka janji yang diucapkan sering tidak ditepati, secara otomatis tingkat kepercayaan masyarakat kepada aggota dewan itu akal hilang," pungkasnya.
Jika fenoma ini seperti nini terus dilakukan elit politik, lanjut A.Rani, maka masyarakat Aceh akan apatis dan agama juga pemimpin yang munafik.
"Sudah sepatutnya, mereka lebih sedikit berjanji, tapi banyak bukti, sehingga bukan saja mereka akan terus diingat oleh masyarakat, meraka juga telah melakukan perbuatan terpuji dalam agama," pintanya. (Majalah Suara Darussalam/Herman)