[Belajar Dari Semut] Senang Berbagi Dan Rajin Silaturrahmi
foto: kompas.com |
“Dan untuk
Sulaiman dikumpulkan bala tentaranya
dari jin, manusia dan burung, lalu mereka berbaris dengan tertib (17), hingga
ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, “wahai semut-semut!masuklah
kedalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala
tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari (18), Maka dia (Sulaiman)
tersenyum lalu tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa,
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu
yang engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku
mengerjakan kebajikan yang engkau ridhai, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu
kedalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh(19)”(QS An-Naml 17-19).
Semut
diberikan oleh Allah Swt suatu kelebihan yaitu bisa mendengar kedatangan
ancaman dari jarak yang sangat jauh hingga ratusan mil, dalam keadaan mendapat
ancaman pemimpin semut meminta para semut untuk menyelamatkan diri dengan masuk
kerumah mereka masing-masing, dan hal ini Allah abadikan dalam Al-Qur’an, “ Pemimpin
semut tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri akan tetapi juga
keselamatan sesamanya, padahal yang penting keselamatan dirinya, tidak penting
keselamatan yang lain, tapi Allah Swt anugerahkan kepada semut kepedulian yang
cukup tinggi terhadap sesamanya”Ujar Ustadz DR. Fauzi Saleh, MA, Dosen UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Ia mengatakan Filosopi
kehidupan semut ini adalah filosopi bagi kehidupan manusia yang berakal, karena
Rasulullah Saw bersabda “Tidak akan masuk surga orang yang dia tenang padahal
disamping rumahnya orang kelaparan”, tidak akan masuk surga orang seperti itu,
karena hakikatnya ia lebih rendah daripada semut.
Semut adalah
makhluk Allah Swt yang senang berbagi. Coba perhatikan jika semut mendapatkan
makanan, maka dia akan segera menghubungi teman-temannya agar bisa berbagi
sesamanya, dan semut tidak pernah makan sendirian, karena kalau dia makan
sendirian maka dia akan mati, bukan mati kelaparan tapi akan mati kekenyangan. Maka
Rasulullah Saw bersabda mengingatkan kita “ Apabila kalian makan maka
perbanyaklah tangan”, artinya apa? Kalau kita makan maka makanlah bersama-sama
paling tidak makanlah bersama berkeluarga atau bersama orang lain.
“Apabila
manusia itu mengkonsumsi nikmat sendirian maka dia akan mati, mati karena kena
penyakit, dan lain-lain, maka filosopi semut adalah filosopi yang menghidupkan,
karena tidak ada binatang yang panjang kehidupannya kecuali semut, karena
apa?karena semut tidak pernah makan kecuali berbagi. Maka konsepnya Hedaklah
kamu berbagi maka engkau akan saling mencintai, disini ketika kita berbagi
bukan hanya karena orang lain tidak mampu, tapi nilai berbagi ini adalah nilai
moral, nilai sosial dan makna cinta kita kepada sesama”lanjutnya.
Ustadz. Fauzi
menjelaskan Islam menganjurkan umatnya untuk saling berbagi, karena betapa
banyak orang yang makanannya basi dirumah, kulkas-kulkas mereka penuh dan
menjadi tempat pembuangan, kenapa itu tidak dibagi-bagikan kepada orang lain? Seharusnya
orang Islam itu senang berbagi.
Dalam surat
Al-Kautsar ayat 1 Allah mengatakan “Sesungguhnya kami telah memberimu nikmat
yang banyak”, bagi Allah setiap pemberian itu dianggap sedikit sedangkan bagi
kita yang menerimanya itu adalah banyak, kenapa demikian?agar kita mampu
mengucapkan Alhamdulillah. Oleh karenanya ketika kita memberikan sesuatu kepada
orang lain maka anggaplah itu hanya sedikit, apalagi bagi orang kaya, “Jadi
betapa agama kita mengajarkan etika memberi hakikatnya sedikit dan etika
menerima selalu harus mengatakan Alhamdulillah dan menganggapnya banyak”terangnya.
Inilah
filosopi semut, dia selalu berbagi, maka oleh karenanya kalau kita mau umur
kita panjang maka hendaklah berbagi makanan kepada orang lain, kemudian hendaklah
kita shalat malam, dan hendaklah kita sambung silaturrahim, maka Allah tawarkan
surga, harganya adalah Surga. Oleh karena itu wajar kalau semut kita jadikan
teladan dalam hal ini.
Kemudian semut
adalah binatang yang pandai bersilaturrahmi. Ada seorang peneliti barat pernah
meneliti karena kekagumannya kepada binatang ini, dia melihat semut apabila
berjalan selalu menyentuhkan kepalanya dengan kepala temannya, tidak ada semut
yang bepindah arah tapi mereka mengikuti jalurnya dan saling bersentuhan, sehingga
sipeneliti ini mengatakan Semut adalah binatang yang luar biasa memiliki
hubungan antara satu sama lainnya.
Bagitupun
dengan manusia, pada dasarnya orang kaya itu banyak, orang pandai juga banyak,
tapi yang paling penting adalah bagaimana menghubungkan antara satu sama lain,
karena sekuat-kuat kita tetap saja manusia adalah makhluk yang lemah, maka oleh
karena itu Allah mengajarkan kita hubungan silaturahmi.
Dalam hadits Qudsi
Allah mengatakan “ Barang siapa yang menyambung hubungan silaturrahim maka dia
telah menyambung hubungan dengan Allah swt”, begitupun Rasulullah bersabda
“Tidak pernah orang masuk surga bagi yang memutuskan hubungan silaturahim”.
Untuk apa shalatnya bagus, zakatnya bagus, ibadahnya bagus, puasanya bagus tapi
dengan sesamanya tidak bagus, dengan saudaranya tidak bagus, maka mereka tidak
pernah masuk surga kata Rasulullah.
Oleh karena
itu Ustazd. Fauzi mengajak umat Islam untuk membuang kesombongan pribadi,
karena hebatnya seseorang karena banyak teman, “Ingat teman seribu itu sedikit,
tapi musuh satu saja sudah banyak, maka oleh karenanya bahagialah kita bila
banyak teman, kemana kita pergi ada teman, karena orang banyak teman itu hakikatnya
adalah orang kaya, walaupun tidak kaya hartanya, tapi kaya jiwanya.”lanjutnya.
Betapa kita Ingat,
sejarah mencatat baginda Rasulullah Saw ketika sampai di Madinah, yang beliau pertama
sekali lakukan adalah menghubungkan persaudaraan antara kaum Muhajirin dengan
kaum Anshar, bagaimana kaum Anshar dan Muhajirin yang ayahnya lain, ibuknya
lain tapi Rasulullah jadikan mereka seolah-olah satu ayah satu ibu.
“Salah seorang
sahabat bernama Ibnu Mas’ud yang berprofesi sebagai pedagang di Mekkah,
sesampai di Madinah beliau tidak memiliki apa-apa, sehingga datang seorang dari
kalangan Anshar berkata “wahai ikhwan saya punya dua rumah, kita bersaudara
maka satu untukmu dan satu untukku, saya
punya dua kebun, satu untukmu dan satunya untukku, dan saya punya dua Istri,
datang kerumah saya lihat yang mana kamu sukai, akan saya cerai dia
untukmu”begitulah persaudaraan yang luar biasa yang dibangun oleh Rasulullah,
ujar Ustadz Fauzi.
Oleh karena
itu hubungan silaturrahmi begitu penting untuk kita hidupkan dalam masyarakat
kita, karena semakin kuat persaudaraan kita semakin banyak nikmat Allah kepada
kita. Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang beriman dan dekat kepada
Allah Swt dan mencintai sesama manusia.!Abi Qanita