Dewan Dakwah Aceh Dirikan Akademi Dakwah Indonesia di Banda Aceh
Seleksi calon mahasiswa ADI di Subulussalam |
Banda Aceh - Menindak
lanjuti kunjungan kerja dan pertemuan dengan pimpinan Dewan Da’wah Pusat yang
membidangi pendidikan, Dr. Muhammad Noer, MA dan Dr. Imam Zamroji, M.Pd.I, hari
Selasa (03/06/2014) di Markaz Dewan Da’wah Aceh yang mengamanahi pendirian
Akademi Da’wah Indonesia (ADI) di Provinsi Aceh.
ADI
Aceh didirikan 23 Agustus 2014 berdasarkan Surat Keputusan (SK)
Nomor 136 tahun 2014 tentang Pendirian Akademi Da’wah Indonesia (ADI) Provinsi
Aceh.
Program
kaderisasi da’i melalui Akademi Da’wah Indonesia (ADI) merupakan salah satu
dari tiga program unggulan Dewan Da’wah periode 2010-2015, di samping program
penguatan organisasi da’wah dan kemandirian dana da’wah.
Tujuan
utama pendirian ADI untuk mengembangkan program pendidikan da’wah bagi para
calon da’i seluruh wilayah Nusantara dalam sebuah program pendidikan yang khas.
Kekhasan pendidikan tersebut tercermin dari orientasi pendidikan yang mengarah
kepada penguatan intergritas sebagai da’i illallah, penguatan ulum ad din dan
ulum ad da’wah.
Dalam
mewujudkan tujuan tersebut Dewan Da’wah Aceh mendirikan Akademi Da’wah
Indonesia (ADI Aceh) sesuai dengan mandat yang diberikan oleh Dewan Dakwah
pusat. ADI Aceh mensinergikan tujuan di atas dengan keilmuan lokal yang
berkembang di Aceh seperti yang telah berkembang di dayah manyang (Ma’had ‘Aly)
yang ada di Aceh.
Di samping itu, kehadiran ADI Aceh dapat menjadi lembaga
penguat dan penyokong keberlangsungan Syariat Islam di Aceh dan menjadi warna
baru dalam dunia pendidikan.
Selain
menjadi pusat pendidikan dan pengkaderan da’i yang professional untuk
pengembangan da’wah Islam atas dasar iman dan taqwa menuju tercipta ketahanan
umat dan bangsa, ADI Aceh memiliki misi untuk melahirkan da’i yang memiliki
intergritas da’i Ilallah, memiliki dasar-dasar ulum al din dan da’wah serta
da’i yang profesional dan memiliki skill da’wah dalam pemberdayaan masyarakat
Islam.
Untuk
tahun pertama jumlah pendaftar sebanyak 19 orang, yang direkrut melalui
rekomendasi Pengurus Daerah Dewan Da’wah di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh
Singkil dan Kota Subulussalam.
Setelah
melalui proses seleksi, meliputi tes tulis (Bahasa Arab, Bahasa Inggris,
Pengetahuan Islam dan Umum) dan psikotes (wawancara, kemampuan membaca
al-Quran). 15 orang dinyatakan lulus, satu orang meninggal dunia sebelum
pengumuman dan 3 orang lainnya gugur. Program pendidikan di ADI tidak dipungut
biaya, baik biaya pendidikan, asrama dan konsumsi (free of charge), karena
rata-rata mahasiswa berasal dari keluarga kurang mampu dan daerah terpencil
yang sangat minim akses kepada dunia pendidikan berkualitas.
Program
ini berlangsung selama 2 tahun, selanjutnya bagi mereka yang berprestasi dan
memiliki kesungguhan dalam proses menuntut ilmu akan dikirim ke Sekolah Tinggi
Ilmu Da’wah (STID).
Sumber:
hidayatullah