Dokter Eropa : Bayi-Bayi Seperti Inikah Yang Disebut Teroris ?
Gaza - Pembantaian Gaza telah memasuki hari ke
25, duka dan derita terus menghantui rakyat Palestina akibat agresi keji
Zionisme. Dunia hanya melihat dan diam, dunia hanya bisa mengecam, para
pimpinan Negara hanya bisa berharap dari gencatan senjata yang
sejatinya selalu diingkari bangsa kera dan babi.
Seolah Tak ada satu Negara pun yang berani menyatakan perlawanan
dalam bentuk nyata kepada Israel. Padahal Zionis Israel hanya faham
dengan bahasa itu. Mereka tidak tahu bahasa kasih sayang, mereka tidak
tahu bahasa kemanusiaan. Yang mereka fahami adalah menjalankan misi yang
mereka angkat walaupun harus mengorbankan manusia sedunia sekalipun.
Tak ada satu Negara yang menyatakan Israel adalah teroris, bahkan
Negara-negara Arab yang memiliki kekayaan luar biasa serta di dukung
dengan jumlah kekuatan super hingga hari ini pun hanya bisa melihat
pemandangan mengerikan ini. Tak ada bantuan militer untuk Gaza, karena
jika Anda membantu Gaza maka Anda adalah Teroris.
Namun bila Anda
membantu Israel Anda akan dilindungi dan identitas Anda akan disamarkan
dan dibela oleh beberapa media hingga nama Anda disucikan dan gelar
pahlawan segera akan menyambut Anda. Itulah yang terjadi di Amerika dan
Negara-negara yang memiliki andil terhadap zionisme Yahudi.
Hanya sedikit dari manusia di dunia ini yang terbetik hatinya dan
diberi kesempatan untuk menolong secara langsung rakyat Gaza, walaupun
minimal bantuan relawan adalah relawan medis.
Terbetiklah sebuah pertanyaan singkat dari seorang dokter relawan asal Eropa kepada sejumlah wartawan yang berada di sekitarnya.
“Apakah ini teroris?” tanyanya, seraya menunjukan foto beberapa bayi yang meninggal akibat agresi keji Zionis Israel.
Tidak ada yang menjawab dengan jelas karena masing-masing sibuk
dengan pekerjaannya. Wartawan lebih fokus dengan bidang garapnya sendiri
sementara kru televisi hanya sesekali mengarahkan kameranya ke
gambar-gambar naas yang didokumentasikan sejumlah dokter Eropa itu.
Dokter-dokter terus bekerja selama durasi waktu 17 jam dalam sehari
untuk menyelamatkan korban yang kebanyakan adalah anak-anak dan wanita.
“Kami bisa pastikan 80 sampai 90 persen korban tewas adalah warga
sipil,” ujar Mads Gilbert, dokter asal Norwegia yang menjadi pembicara
dalam konferensi pers itu.
“Saya belum pernah melihat pertumpahan darah paling keji sepanjang hidup saya,” lanjutnya.
Gilbert memotret semua korban yang datang ke rumah sakit tempatnya
bekerja. Ia terkadang terjun langsung untuk membantu tim medis lain
membawa orang-orang terluka dan mayat-mayat yang bertebaran dimana-mana.
“PBB, Presiden AS, pemimpin Eropa, dan PM Israel Benjamin Netanyahu
harus bertanggung jawab atas pembunuhan brutal ini,” ujar Gilbert dengan
nada tinggi.
Benar sekali bahwa roda dunia sudah tak seimbang. Ianya hanya berada
di satu pihak keji dan diktator yang didominasi para pemimpin durjana.
Isu terorisme selalunya mentok dan tertuju kepada orang Islam dan tak
berlaku untuk yang lainnya.
Tak ada bantuan militer untuk Gaza, karena jika Anda membantu Gaza
maka Anda adalah Teroris. Apalagi anda adalah orang muslim maka Anda
adalah Muslim radikal dan garis keras.
Astaghfirullah,,, Nas_alullahal ‘aafiyah…
sumber: lasdipo.com