Putra Aceh Peraih Juara 1 MTQN di Batam, "Tak Apa Aceh Tidak Juara, yang Penting Jujur"
Muhammad Ikhwan |
MASYARAKAT Aceh patut berbangga ketika Muhammad Ikhwan
mampu meraih juara pertama Musabaqah Tilawatil Quran tingkat Nasional di Batam.
Juara pertama bidang Tafsir Bahasa Indonesia itu diraih pengajar di Pondok Yatim Tahfizh An-Nur Lung Bata ini ditengah-tengah minimnya
prestasi Aceh pada setiap ajang MTQ tingkat nasional selama ini sehingga keberhasilan Ikhwan meraih juara 1 patut diberikan apresiasi.
Belajar tekun, dan pantang
putus asa serta tidak lupa terus berdoa kepada Allah SWT menjadi salah satu
modal penting bagi Ikhwan dalam meraih kesuksesan dalam MTQ yang digelar di
“Tanah Melayu” kepulauan tersebut.
“Saya tidak pernah putus asa dan tidak berburuk sangka sama
Allah, saya yakin bahwa Allah akan memudahkan sehingga dengan itu bertambah
semangat saya untuk terus mempersiapkan hafalan al-Qur'an dan tafsirnya”, ujar
alumni Fakultas
Syari’ah, Jurusan Mu’amalah Wal Iqtishad UIN Ar-Raniry ini saat dihubungi Suara Darussalam beberapa waktu lalu.
Ikhwan mengaku sebenarnya tidak ada kiat-kiat khusus untuk memperlancar
hafalan dan tafsir, tapi yang penting istiqamah dalam menghafal, mengulang dan
membaca tafsir.
“Sebelum MTQ Nasional di Batam, saya istiqamah menjaga hafalan sehari
antara 1-2 juz, kadang-kadang 3 juz. Kadang-kadang kalau banyak kegiatan cuma
bisa mengulang 1 juz. Tapi yang penting tiap hari mengulang hafalan al-Qur'an.
Untuk tafsir hanya belajar dengan beberapa orang ustaz yang ahli di bidang
tafsir, sehingga dapat terserap semua ilmu yang disampai oleh ustaz-ustaz ahli di bidang
tafsir”, kata Ikhwan.
Ikhwan mengaku dirinya termotivasi menghafal al-Qur'an
karena ingin menjadi
Ahlullah (keluarga Allah) dan juga orang yang paling bahagia. Sebagaimana Nabi
bersabda: “orang yang paling bahagia adalah orang yang menghafal Al Quran karena Al Quran ada dalam dalam
dada mereka.
Motivasi kedua Ikhwan adalah ingin membahagiakan kedua orang tuanya di dunia maupun akhirat.
“Karena dalam sebuah hadis yang mafhumnya nanti pada hari kiamat orang tua
yang anaknya disuruh untuk menghafal al-Qur'an akan dipakaikan mahkota pada hari kiamat kelak”,
ujar Ikhwan menerangkan.
Adapun soal kiat untuk bisa menghafal al-Qur'an, sebenarnya kata Ikhwan itu tergantung
pada kesungguhan santri tersebut dan juga terus berdoa agar dimudahkan oleh
Allah untuk menghafal kalamNya.
Yang Penting Aceh Jujur
Saat ditanya mengapa Aceh belum mampu meraih prestasi di MTQN, Ikhwan mengatakan sebenarnya Aceh bukan tidak
mampu meraih prestasi di tingkat
Nasional, tapi itu semua karena disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama: Aceh
masih mengikutsertakan putra
daerah untuk MTQ Nasional,
sedangkan daerah-daerah lain kebanyakan mengambil putra-putri provinsi lain.
Kedua: ada
beberapa daerah yang
memanipulasi data peserta, sehingga peserta yang pada dasarnya sudah tidak bisa
ikut di cabang tertentu bisa mengikuti karena datanya telah di manipulasi.
Namun, menurut Ikhwan jika Aceh ingin meraih prestasi maka beberapa hal yang harus
dibenahi sehingga mampu bersaing di tingkat Nasional.
Benahi Prestasi Aceh
Pertama: putra-putri Aceh
harus mempunyai jiwa bersaing dan semangat pantang menyerah seperti putra-putri
daerah lain.
Kedua:
adanya pelatihan berkesinambungan untuk semua cabang MTQ pada tahun-tahun mendatang.
Ketiga: TC (pelatihan)
bisa dengan waktu yang cukup,
bukan hanya
10 hari.
Keempat: Adanya pelatih-pelatih nasional yang dipadukan dengan pelatih provinsi untuk
semua cabang, agar merata kemampuan seluruh peserta di semua bidang MTQ.
Berbicara
tentang kiprah muda dan mudi Aceh saat ini, pria kelahiran Punteut, Kota
Lhokseumawe pada 25 Mei 1989 itu menilai
remaja atau pemuda dan pemudi Serambi Mekah saat ini mulai jauh dari al-Qur'an.
“Al-Qur’an hanya menjadi
pajangan di lemari atau di atas meja, mereka lalai dan lupa untuk membacanya setiap hari. Padahal jika 1 hari/juz
mereka mau membaca Al-Qur’an sungguh hidupnya penuh rahmat dan berkah”, ujar
Ikhwan
Oleh sebab itu, anak pasangan almarhum Mauluddin dan Nur Hadisah itu
berharap agar
para orang tua bisa mendidik anak-anak mereka sejak kecil untuk cinta al-Qur'an dan cinta kepada masjid. Sehingga saat remaja
sudah tertanam rasa cinta kepada al-Qur'an dalam diri mereka.
Kendati demikian, Ikhwan
mengaku bersyukur bahwa saat ini di Aceh sudah banyak perkembangan khususnya
untuk hafiz al-Qur'an. Sudah banyak pondok-pondok tahfiz berdiri di Aceh dan
juga melahirkan ratusan hafiz-hafizah. Namun demikian disayangkan masih minimnya perhatian
pemerintah untuk hafiz-hafizah, padahal sudah selayaknya pemerintah memberikan
perhatikan khusus kepada mereka, karena Aceh merupakan negeri syariat Islam.
Pria
pemilik segudang penghargaan bidang al-Qur'an itu juga berpendapat bahwa Syariat islam di Aceh
sudah banyak perkembangannya jika dibandingkan dengan dahulu dari segi
kekuatan hukumnya. Namun, ke depan Aceh sudah saatnya untuk berani menerapkan
syariat islam secara menyeluruh.
“Kita di Aceh sangat malu melihat negara tetangga kita, yaitu brunai
darussalam, yang sudah menerapkan syariat islam secara menyeluruh, padahal
negara mereka tidak bergelar serambi mekah, padahal Aceh bergelar Serambi Mekah
sudah saatnya untuk menerapkan Syari’at Islam secara kaffah (menyeluruh).
Ikhwan berharap kepada seluruh lapisan masyarakat di Aceh, terutama kepada
pemimpin baik tingkat Propinsi maupun kab/kota, agar kembali kepada masa-masa
kejayaan Islam dahulu dengan menjadikan Al Quran dan Sunnah Nabi Muhammad Saw sebagai panduan dalam
seluruh aspek kehidupan, dan juga menanamkan rasa cinta kepada Al Quran bukan hanya
sebagai bacaan tapi menjadikan Al Quran dan Sunnah
sebagai pedoman. Selain itu juga jadikan ulama sebagai pembimbing
umat.
“Semoga dengan cinta kepada Al-Qur’an dan ulama, Aceh pada
masa yang datang akan lebih baik lagi”, harap Ikhwan. [Zulkhairi/Suara Darussalam]
- Biografi Muhammad Ikhwan
Nama : Muhammad Ikhwan
Tempat/Tanggal
Lahir : Punteut/ 25 Mei 1989
Jenis
Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan/
Suku : Indonesia / Aceh
Status : Single
Alamat : Jln. Ir. Mohd Taher Lung Bata, Kec. Lung
Bata Banda Aceh
Orang Tua
Ayah : Mauluddin (almarhum)
Ibu : Nur Hadisah
Alamat :
Jln. Lhok Pie Desa Blang Punteut Kec. Blang Mangat Kota Lhokseumawe
Jumlah bersaudara : Anak ke 7 dari 7 bersaudara
Pendidikan terakhir : S1 Fakultas Syari’ah, Jurusan Mu’amalah
Wal Iqtishad IAIN Ar-Raniry. Banda Aceh. Tamat Tahun 2013.
Pengalaman Organisasi :
·
Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) SMI periode 2011-2012
bidang Human Development Resourch (HRD)
·
UKM- QAF (Qur’an Apliklasi Forum) periode 2012-2014 bidang Al-Qur’an
Penghargaan :
·
Juara I MTQ cabang 30 Juz tingkat Kota Lhokseumawe tahun 2006
·
Juara III MTQ cabang 20 Juz tingkat provinsi Aceh di
Bireun tahun 2007
·
Juara I MTQ cabang 30 Juz tingkat Kab Aceh Besar tahun 2008
·
Juara II MTQ cabang 30 Juz tingkat provinsi Aceh di
Takengon tahun 2009
·
Peserta MTQ Nasional cabang 30 Juz di Bengkulu tahun
2010
·
Peserta STQ Nasional cabang Tafsir al-Qur’an Bahasa
Arab di Banjar Masin tahun 2011
·
Juara I MTQ cabang tafsir al-Qur’an Bahasa Arab
Tingkat provinsi Aceh di Aceh Tamiang tahun 2011
·
Mahasiswa berprestasi Fakultas Syariah IAIN Ar-Raniry
tahun 2012
·
Juara I MTQ cabang tafsir Al-Qur’an Bahasa Inggris
tingkat kota Banda Aceh di Banda Aceh tahun 2013
·
Juara I MTQ cabang tafsir Al-Qur’an Bahasa Indonesia
tingkat provinsi Aceh di Subulussalam tahun 2013
·
Juara I MTQ cabang tafsir Al-Qur’an Bahasa Indonesia
tingkat Nasional di Batam, Kepulauan Riau, tahun 2014
Pengalaman Mengajar:
·
Mengajar di Maahad Darut tahfizh Al-Ikhlas Ajun tahun
2009-2010
·
Mengajar di Pondok Yatim Tahfizh An-Nur Lung Bata
tahun 2011-sekarang