Ahok dinilai tak paham Kedudukan, Warga DKI diminta belikan tiket ke Belitung
Mustofa B Nahrawardaya |
Jakarta - Sikap Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Basuki TP alias Ahok yang
dinilai “menantang” Partai Keadilan Sejahtera (PKS) rupanya memancing
calon anggota legislative (Caleg) dari partai bergambar padi berwarna
kuning, Mustofa B Nahrawardaya.
Mustofa menyebut Wakil Gubernur itu sebagai orang yang tidak paham kedudukan. Tidak etis sebagai pejabat publik.
“Ahok kini menjabat publik, tidak sepantasnya memerangi elemen partai
politik manapun yang ada di DKI. Ahok tidak etis misalnya menantang PKS
untuk melawan Gerindra di DKI. Kalau hal itu dilakukan oleh Ketua
Pimpinan Gerindra DKI silahkan saja, tetapi kalau disampaikan Ahok,
tentu berbeda nuansanya. Ahok tidak paham kedudukannya,” ucap Mustofa
melalui pesan sigkat via Blackberry Massanger (BBM), Rabu (27/03/2014).
Mustofa menilai sosok Ahok selain tidak paham kedudukan, juga tidak paham posisi sebagai pejabat publik.
“Jika ia (Ahok) paham posisinya, saya pikir dia akan menghentikan
cara-caranya berhadapan dengan elemen masyarakat di DKI, termasuk elemen
PKS yang kemarin mengadakan survei,” Mustofa melanjutkan.
Ahok diminta harus paham sytle masyarakat Indonesia dan tidak
berkelakuan layaknya orang asing. Tidak sepantasannya sikapnya arogan,
pongah, dan harus tahu posisi bahwa ia adalah pejabat publik. Dan
konsekuensinya besar.
“Mungkin saja orang asing tidak paham style masyarakat Indonesia atau
masyarakat DKI. Ahok pasti sudah WNI, kok masih berkelakuan layaknya
orang asing, berarti Ahok tidak pantas menjadi pejabat publik. Resikonya
sangat besar,” ujar Caleg PKS DPR RI yang bertarung di kawasan Jawa
Tengah V (Solo, Klaten, Boyolali dan Sukoharjo) tersebut menambahkan.
Mustofa menyarankan agar Ahok menerima hasil survei itu sebagai
kenyataan bahwa warga Jakarta menolak bila ia naik sebagai Gubernur DKI.
“Dari hasil survei sudah diketahui bahwa warga Jakarta menolak Ahok,” ujar caleg dari PKS itu pun kembali menegaskan.
Mustofa mempersilahkan menggunakan cara masing-masing. Tentunya
legal. Tidak berbenturan dengan hukum yang ada untuk melawan survei dari
sayap PKS tersebut. Dan silahkan Ahok perbaiki diri.
“Jika tidak bisa, maka warga DKI, silahkan beli iuran tiket bus untuk
memulangkan Ahok ke Belitung. Kok pakai bus? Ya biar Ahok tahu budaya
rakyat Indonesia yang masih banyak naik bus,” kelakarnya.
Sebagaimana diketahui, Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Basuki TP
alias Ahok “menantang” Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pasca hasil
survey Gema Keadilan yang menunjukkan 93% rakyat Jakarta menolak Ahok naik menjadi Gubernur DKI, jika ia otomatis menggantikan Jokowi bila Jokowi terpilih jadi presiden.
Hasil survey juga menunjukkan, mayoritas responden kurang menyukai Ahok karena sikapnya yang sombong dan arogan.*
sumber: hidayatullah