Gerakan AcehTanpaJIL Dideklarasikan di Aceh
BANDA ACEH – Gerakan Aceh tanpa JIL
(Jaringan Islam Liberal) resmi dideklarasikan di Aceh. Acara deklarasi ini yang
berlangsung pada pagi Rabu (25/12/2013) di Warkop Pangpoo Lamnyong Banda Aceh
ini dihadiri oleh ratusan mahasiswa, aktivis dan kalangan pesantren. Selain itu
juga dihadiri wakil ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Tgk.H. Faisal Ali
yang juga ketua PWNU Prov.Aceh, ketua Majlis Intelektual dan Ulama Muda
Indonesia (MIUMI) Ustaz Muhammad Yusran Hadi, Lc, MA, sekretaris jenderal
Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Tgk Bulqani Tanjungan yang juga pimpinan Dayah
(Pesantren) Markaz Al-Ishlah Al-Aziziyah Banda Aceh.
Menurut Safrianto, mahasiswa Unsyiah
yang menjadi salah satu inisiator Gerakan Aceh Tanpa JIL, dewasa ini, Jaringan Islam Liberal (JIL) menjadi
virus berbahaya dalam tubuh umat Islam yang harus diantisipasi sedini mungkin.
Maka kelahiran #IndonesiaTanpaJIL merupakan salah satu
terobosan
paling penting bagi umat Islam di Indonesia”, ujar Safrianto.
Safrianto menambahkan, melihat realitas dan fenomena bahayanya pemikiran JIL, maka kemunculan
sebuah gerakan masyarakat melawan JIL sesungguhnya telah menjadi sebuah
kebutuhan yang mendesak sekali. Maka kami yang muda ingin mengampil satu posisi
untuk bangkit melawan. Sebagai generasi muda, kami punya semangat. Tapi kami
membutuhkan dukungan dari segenap masyarakat. Kami butuh dukungan ulama,
santri, mahasiswa, pemuda, birokrasi, akademisi, wartawan dan sebagainya.
“Karena memang perlawanan terhadap JIL harus berjalan secara sistematis
dan meliputi semua elemen masyarakat”, ujar Safrianto.
Safrianto menjelaskan, lalu bagaimmana kita akan melawan JIL tersebut?
Kita akan melawan mereka dengan pemikiran. Dengan tulisan. Dengan status-status
kita di Facebook dan twitter. Dengan training-training, dengan penyadaran dan
pencerahan, Dengan aksi-aksi. Dengan uang dari dompet kita sendiri.
Dengan seluruh jiwa dan raga kita sehingga dengan itu kita berharap
suatu perjumpaan yang indah dengan Allah Swt kelak di akhirat nanti. Dan kita
akan terus memperkaya wawasan keIslaman kita untuk menjalankan misi tersebut.
Setelah prosesi launching Gerakan Aceh Tanpa JIL, acara dilanjutkan
dengan Diskusi Publik dengan tema ‘Mengungkap Bahaya Liberalisme di Aceh”.
Diskusi ini mengundang pemateri dari Arimatea Aceh, Ust Tarmizi M. Daud, M.Ag
dan Akmal Sjafril, ST., M. Pd. I., ketua Litbang
#IndonesiaTanpaJIL yang datang dari Jakarta.
Akmal Sjafril membedah panjang lebar
seputar bahaya dan kebobrokan aktivis JIL. (rilist/nurul aini dwi)