Islam Adalah Agama Sempurna Mengatur Seluruh Sendi Kehidupan
Islam adalah agama yang telah
sempurna, dimana luas cakupan bahasannya telah memenuhi apa saja yang
dibutuhkan penduduk bumi. Meskipun tidak semuanya tertulis secara ekplisit,
namun kesempurnaan Islam selalu mampu terlihat meskipun secara implisit.
Kesempurnaan
Islam sesungguhnya meliputi segala dimensi, baik dimensi ukhrawi (akhirat/pascadunia)
maupun
duniawi. Dalam kehidupan dunia, kesempurnaan Islam dapat dirasakan atas luasnya
jangkauan hukum Islam serta meliputi segala persoalan hidup manusia di atas
permukaan bumi. Bahkan Islam bukan hanya mengatur hdiup manusia sebagai
khalifah di bumi dengan sistem muamalah antar sesamanya, tapi juga
mengatur bagaimana seharusnya manusia memperlakukan alam. Tak ada persoalan
yang tidak mendapat perhatian dari ajaran Islam.
Sementara itu, sebagai sebuah agama
dan keyakinan, ajaran Islam memiliki karakteristik yang keseluruhan dari
karakteristik itu, sekali adalah perwujudaan dan pembuktian atas kesempurnaan
ajaran Islam.
A.
Karakteristik Ajaran Islam
Islam memiliki sejumlah
karakteristik yang membedakannya dengan agama atau keyakinan di luar Islam.
Karakteristik-karakteristik ini menegaskan keunggulan Islam atas keyakinan
apapun di luar Islam. Tidak dijumpai satu ajaran pun yang memiliki
karakteristik yang universal sebagaimana halnya ajaran Islam. Islam juga
menjadi agama yang dijamin keotentikannya oleh Allah Swt dimana Allah secara
tegas menyatakan bahwa al-Qur’an tidak akan bisa diubah oleh siapapun dan
dengan upaya apapun oleh sebab Allah sendiri lah yang menjaga al-Qur’an.
Sebagai ajaran dari langit (baca:
berasal dari Allah Swt), Islam memahami betul kondisi penduduk bumi. Inilah
sebab sehingga Islam terus bertahan dari masa ke masa, bahkan kini Islam
menjadi agama yang berkembang paling pesat di benua Eropa.
Menurut
Syaikh Yusuf al-Qardhawy[1], karakteristik
ajaran Islam terdiri dari tujuh hal penting yang tidak terdapat dalam agama
lain, baik agama Samawi maupun di luar agama Samawi. Ketujuh karakteristik
Islam ini menunjukkan Islam sebagai sistem peradaban yang sangat unggul dari
berbagai aspek. Dan ini juga yang menyebabkan banyak umat non Islam
berbondong-bondong masuk ke dalam agama Islam, sebab dalam Islam mereka akan
menemukan kepastian dunia dan akhirat yang akan menghindarkan diri mereka dalam
kebimbangan dan keraguan sepanjang masa hidupnya. Dengan karakteristik tersebut
Islam juga menjadi agama yang sangat sesuai dengan perkembangan zaman, sebab
Islam bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Tujuh
karakteritik tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama, Rabbaniyyah, [2]yaitu
bahwa Allah Swt merupakan Tuhan semesta alam (Rabbul ‘alamin),
atau Rabbun nas (Tuhan manusia) dan banyak lagi sebutan lainnya. Ketika
kita memahami karakteristik Islam seperti ini, yaitu Rabbaniyyah, itu
artinya bahwa Islam merupakan agama yang bersumber dari Allah Swt, bukan
dari manusia, sedangkan Nabi Muhammad Saw tidak membuat agama ini, tapi
beliau hanya menyampaikannya. Oleh sebab itu, sebagai Nabi, beliau berbicara
berdasarkan wahyu yang diturunkan kepadanya.
Allah berfirman dalam Surah An-Najm :
وَمَا
يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ إِنْ هُوَ
إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu
menurut kemauan hawa nafsunya, ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang
diwahyukan (kepadanya).” [QS. An-Najmi: 3-4]
Karena
itu, ajaran Islam sangat terjamin kemurniannya sebagaimana Allah telah menjamin
kemurnian Al-Qur’an, Allah berfirman:
إِنَّا نَحْنُ
نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an
dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. al-Hijr: 9)
Disamping itu, seorang muslim tentu
saja harus mengakui Allah Swt sebagai Rabb (Tuhan) dengan segala
konsekuensinya, yakni mengabdi hanya kepada-Nya sehingga dia menjadi seorang
yang rabbani dari arti memiliki sikap dan prilaku dari nilai-nilai yang datang
dari Allah Swt, Allah berfirman:
مَا
كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ
ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَكِنْ
كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ
تَدْرُسُونَ(*) وَلَا يَأْمُرَكُمْ أَنْ تَتَّخِذُوا الْمَلَائِكَةَ
وَالنَّبِيِّينَ أَرْبَابًا أَيَأْمُرُكُمْ بِالْكُفْرِ بَعْدَ إِذْ أَنْتُمْ
مُسْلِمُونَ
“Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan
kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia:
“Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah.” Akan
tetapi (dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu
selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya. Dan
(tidak wajar pula baginya) menyuruhmu menjadikan malaikat dan para nabi sebagai
tuhan. Apakah (patut) dia menyuruhmu berbuat kekafiran di waktu kamu sudah
(menganut agama) Islam?” [QS. Ali Imran:78-80]
Dijelaskan juga, bahwa Rabbaniyah
terbagi dua, yaitu Rabbaniyah al-Ghayah wal al-Wijhah (tujuan dan cara menuju kepada Allah Swt)
dan dan Rabbaniyah Mashdar wal Minhaj (referensi dan sistem menuju
kepada Allah Swt).
Rabbaniyah al-Ghayah wal al-Wijhah, maksudnya yaitu,
bahwa Islam menjadikan tujuan hidup manusia itu sangat jauh (tidak hanya di
dunia), yaitu bahwa manusia harus menjadikan akhirat sebagai tujuan dari
perjalanan hidupnya di dunia. Dan tujuan dari perjalanan hidupnya yaitu meraih
keridhaan Allah Swt, dimana inilah tujuan Islam.[3]
Disini Islam memperkenalkan manusia Kemaha Esaan Allah Swt dan jatidiri manusia
yang hina agar ia betul-betul berjuang menuju kepada Allah Swt dan menyiapkan
bekal untuk akhiratnya.
Sementara Rabbaniyah Mashdar
wal Manhaj, yaitu sistem (manhaj) yang telah diatur oleh Islam untuk
sampai kepada tujuan tersebut (yaitu kepada Allah Swt), sebuah manhaj yang
suci karena bersumberkan wahyu Allah Swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
Saw.[4]
Manhaj itulah Syari’at Islam. Artinya, Syari’at Islam merupakan sistem yang
akan membawa kita kepada Allah Swt.
Kedua, Insaniyyah,[5]
yaitu bahwa Islam merupakan agama yang diturunkan untuk manusia, karena
itu Islam merupakan satu-satunya agama yang cocok dengan fitrah manusia. Pada
dasarnya, tidak ada satupun ajaran Islam yang bertentangan dengan jiwa manusia.
Islam memahami bahwa manusia itu memiliki kecenderungan untuk cinta pada harta,
tahta, wanita dan segala hal yang bersifat duniawi. Maka, semua itu tidak
dilarang di dalam Islam, namun harus diatur keseimbangannya dengan kenikmatan
ukhrawi, yaitu dengan dengan aturan Syari’at Islam, Allah berfirman:
”Dan carilah
pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat,
dan janganlah kamu melupakan bahagianmu di dunia dan berbuat baikklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di muka bumi ini. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan .”[ QS. Al-Qashash : 77]
Pada
poin ini, dipahami juga bahwa Islam adalah agama yang memanusiakan manusia
dengan sistem Syari’atnya, sebagaimana dijelaskan di atas dalam bahasan tujuan
Syari’at Islam, Islam juga memahamkan manusia bahwa Allah telah menciptakan
manusia sebagai sebagus-bagus bentuk, Allah memberikannya unsur-unsur ruh,
kemudian Allah juga menciptakan alam untuk melayani manusia (seperti
binatang-binatang untuk dimakan manusia), kemudian Islam juga membebaskan
manusia dari itikad yang sesat[6],
menempatkan posisi manusia yang setara di antara sesamanya dan sebagainya
Ketiga, Syumuliyah (Universal).[7]
Islam merupakan agama yang universal, mengatur seluruh aspek tatanan
kehidupan umat manusia. Islam tidak hanya mengutamakan satu aspek lalu
mengabaikan aspek lainnya. Ajaran Islam mengatur berbagai bidang kehidupan,
mulai dari urusan pribadi, keluarga, masyarakat sampai pada persoalan-persoalan
berbangsa dan bernegara. Islam merupakan risalah yang berlaku sepanjang zaman,
berlaku bagi semua umat dan melengkapi urusan dunia sekaligus urusan akhirat.[8]
Kesyumuliyahan Islam tidak hanya dari segi ajarannya yang rasional dan mudah
diamalkan, tapi juga keharusan menegakkan ajaran Islam dengan metodologi yang Islami.
Dengan demikian, segala persoalan ada
petunjuknya di dalam Islam, Allah berfirman:
“Dan Kami turunkan kepadamu al kitab
(Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan
kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.”( QS. An-Nahl : 89).
Kelima, al-Wasathiyah (seimbang/moderat). [9] Islam adalah
agama yang sangat seimbang dan moderat. Moderat ini terletak dalam berbagai
dimensi ajarannya. Washatiah
antara ruhiyah dan materialisme, antara individual dan jama’ah, antara
dunia dan akhirat dan sebagainya. Allah
Swt menyebutkan bahwa umat Islam adalah ummatan wasathan (umat yang
pertengahan), umat yang seimbang dalam beramal, baik yang menyangkut pemenuhan
terhadap kebutuhan jasmani dan akal pikiran maupun kebutuhan rohani.
Manusia memang membutuhkan konsep
agama yang seimbang, hal ini karena tawazun (kesimbangan) merupakan sunnatullah.
Di alam semesta ini terdapat siang dan malam, gelap dan terang, hujan dan panas
dan begitulah seterusnya sehingga terjadi keseimbangan dalam hidup ini. Dalam
soal aqidah misalnya, banyak agama yang menghendaki keberadaan Tuhan secara
konkrit sehingga penganutnya membuat simbol-simbol dalam bentuk patung. Ada
juga agama yang menganggap tuhan sebagai sesuatu yang abstrak sehingga masalah
ketuhanan merupakan khayalan belaka, bahkan cenderung ada yang tidak percaya
akan adanya tuhan sebagaimana
komunisme. Islam mempunyai konsep bahwa Tuhan merupakan sesuatu yang ada, namun
adanya tidak bisa dilihat dengan mata kepala kita, keberadaannya bisa
dibuktikan dengan adanya alam semesta ini yang konkrit, maka ini merupakan
konsep ketuhanan yang seimbang. Begitu pula dalam masalah lainnya seperti
peribadatan, akhlak, hukum dan sebagainya.[10]
Keempat, al-Waqi’iyyah[11] (memahami
realitas). Ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang dapat
diamalkan oleh manusia atau dengan kata lain dapat direalisir dalam kehidupan
sehari-hari. Islam dapat diamalkan oleh manusia meskipun mereka berbeda latar belakang,
kaya, miskin, pria, wanita, dewasa, remaja, anak-anak, berpendidikan tinggi,
berpendidikan rendah, bangsawan, rakyat biasa, berbeda suku, adat istiadat dan
sebagainya.
Disamping itu, Islam sendiri tidak
bertentangan dengan realitas perkembangan zaman bahkan Islam menjadi
satu-satunya agama yang mampu menghadapi dan mengatasi dampak negatif dari
kemajuan zaman. Ini berarti, Islam agama yang tidak takut dengan kemajuan
zaman.
Keenam, al-Wudhuh. [12] Karakteristik penting lainnya dari ajaran Islam adalah
konsepnya yang jelas (Al Wudhuh). Kejelasan konsep Islam membuat umatnya
tidak bingung dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam, bahkan pertanyaan
umat manusia tentang Islam dapat dijawab dengan jelas, apalagi kalau pertanyaan
tersebut mengarah pada maksud merusak ajaran Isla itu sendiri. Dalam masalah
aqidah, konsep Islam begitu jelas sehingga dengan aqidah yang mantap, seorang
muslim menjadi terikat pada ketentuan-ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Konsep
syari’ah atau hukumnya juga jelas sehingga umat Islam dapat melaksanakan
peribadatan dengan baik dan mampu membedakan antara yang haq dengan yang
bathil, begitulah seterusnya dalam ajaran Islam yang serba jelas, apalagi
pelaksanaannya dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
Ketujuh, al-Jam’u Baina Ats
Tsabat wa Al Murunnah[13] (terhimpun ajaran yang permanen dan fleksibel). Yang dimaksud dengan yang permanen (Tsabat)
adalah hal-hal yang tidak bisa diganggu gugat, dia mesti begitu, misalnya
shalat lima waktu yang mesti dikerjakan, tapi dalam melaksanakannya ada ketentuan
yang bisa fleksibel, misalnya bila seorang muslim sakit dia bisa shalat dengan
duduk atau berbaring, kalau dalam perjalanan jauh bisa dijama’ dan diqashar dan
bila tidak ada air atau dengan sebab-sebab tertentu, berwudhu bisa diganti
dengan tayamum.
Ini berarti, secara prinsip Islam
tidak akan pernah mengalami perubahan, namun dalam pelaksanaannya bisa saja
disesuaikan dengan situasi dan konsidinya, ini bukan berarti kebenaran Islam
tidak mutlak, tapi yang fleksibel adalah teknis pelaksanaannya. Dengan
demikian, menjadi jelas bagi kita bahwa, Islam merupakan satu-satunya agama
yang sempurna dan kesempurnaan itu memang bisa dirasakan oleh penganutnya yang
setia.[14] [Diambil dari buku Syari’at Islam
Membangun Peradaban]
[10]
Sumber: https://kalamku.wordpress.com/2008/06/16/karakteristik-islam/. Diakses 24
Sptember 2016.
[14]
Sumber: https://kalamku.wordpress.com/2008/06/16/karakteristik-islam/. Diakses 24
Sptember 2016.
Posting Komentar untuk " Islam Adalah Agama Sempurna Mengatur Seluruh Sendi Kehidupan "